21- Saat semuanya sempurna

6.7K 537 6
                                    

-the famous-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-the famous-

"Udah kenyang bos? Mana yang katanya cuman makan satu? Nyatanya bos ngehabisin satu kotak donat? Mana aku gak dikasih!"

"Tadi kamu bilangnya gak mau fau!" Cercah hilmi.

Fau mendengus. "Aku malu disana banyak orang."

"Malu? Lupa kalau biasanya malu-maluin?" Hilmi bertanya dengan dahi yang mengernyit. Matanya menyorot Fau.

"Ya kan--" Fau tidak mampu untuk menjawab, ini salahnya karena sok jual mahal saat Hilmi menawarinya untuk memakan donat sepuasnya jika Fau mau. Namun dengan angkuhnya Fau justru menolak tawaran dari orang yang biasanya sangat pelit seperti Hilmi.

Hilmi memutar bola matanya malas, lalu kembali menarik fau untuk masuk ke dalam mobil, sebelum itu Hilmi mempersilahkan fau untuk masuk, bahkan Hilmi menyempatkan untuk membukakan pintu untuk fau agar memudahkan asistennya itu.

"Jangan tanya alasan hari ini saya baik ya fau, jawabannya ya karena saya mau," ucap Hilmi duduk di samping fau.  kemudian langsung menyuruh pak tarno untuk menjalankan mobil mereka.

"Ke komplek pemakaman ya pak."

Dan fau tahu tujuan Hilmi akan kemana.

****

Pertama kali mengetahui jika Hilmi  sudah tidak mempunyai
seorang figur ibu lagi, fau tidak banyak bertanya dan memilih untuk terus melakukan yang terbaik.

Sampai akhirnya suatu hari Hilmi berkata.

"Saya sebenarnya pengen cerita tapi gak tahu mulainya dari mana, apa mungkin efek karena saya gak pernah Cerita dengan orang lain sebelumnya?"

Dari situ fau mulai paham, jika semuanya, kesepian yang selama ini Hilmi rasakan adalah suatu hal yang nyata. Dan mungkin jika fau mampu menafsirkan kedatangannya untuk hilmi, bisa jadi dia diberikan kesempatan untuk menghibur kesepian Hilmi untuk sementara waktu dan tentu bukan selamanya.

Jadi ketika Hilmi berbicara dan memanggilnya  dengan pelan, maka fau sudah tahu jika Hilmi butuh bahunya untuk sandaran dan menceritakan hari-hari nya.

Seperti sekarang ini, fau menemani hilmi hampir satu jam, hanya untuk menatap bos nya itu yang melihat gundukan tanah dengan batu nisan  yang bertuliskan 'Monica Maheswari' . Makam itu terlihat sangat terawat dan bersih.

Wajar, karena Hilmi selalu menyuruh orang untuk selalu merawatnya.

"Fau." Panggilnya.

Fau menunduk, karena memang posisinya yang berdiri di belakang Hilmi, menunggu bos nya selesai Sampai kapan pun.

"Udah bos?"

Hilmi mengangguk, "udah." Jawab Hilmi yang langsung berdiri. Sebelum itu Hilmi memberikan rangkaian bunga Lily yang katanya adalah bungan favorit ibunya.

The FamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang