27- Mencoba berdamai

6.3K 649 62
                                    

Pak Cahyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak Cahyo

Hai Fau saya Cahyo.

Kamu pasti juga udah
nyimpen kontak saya kan?

Terlebih kamu tahu
kalau saya ayah dari bos kamu.

Saya mau memberi tahu
kabar gembira,
kalau sebentar lagi
Hilmi akan tunangan,
jadi saya minta tolong
sama kamu untuk terus awasi Hilmi.

--

Rentetan pesan itu terus melintas di kepala Fau, dan Fau tidak mampu menghentikan nya begitu saja. Alhasil yang di lakukan Fau sekarang adalah menatap Hilmi dan menuntut penjelasan.

Fau  bukan siapa siapa, tapi Fau berhak untuk tahu bhkan?

Atau yang disini salah adalah Fau karena terlalu mengganggu privasi Hilmi?

"Jadi bener ya bos?"

Hilmi justru mematung, menatap mata Fau yang hampir saja berkaca-kaca.

"Sebenarnya--"

"Tinggal jawab iya atau enggak!" Tuduh Fau.

Hilmi memegang kedua bahu Fau. "bisa saya pastikan cerita itu gak benar Fau, kamu jangan percaya berita apapun  yang kamu lihat atau bahkan kamu dengar kecuali saya sendiri yang kasih informasi itu saya sendiri!"

Oke Fau merasa sangat bodoh untuk saat ini, Fau gengsi terlihat hampir menangis di depan seorang Hilmi, bos nya sendiri.

Hilmi memeluk Fau tidak perduli di mana sekarang berada yang jelas Hilmi harus menjaga ketepatan hari Fau untuk terus percaya kepadanya.

Hilmi menepuk pundak Fau. "Ada  dua kemungkinan yang buat kamu kayak gini, yang pertama kamu marah karena bukan orang pertama yang saya kasih tahu atau kemungkinan yang lainnya, kamu cemburu ya Fau?" Tanya hilmi di akhiri dengan kekehannya.

Fau langsung memukul dada hilmi dengan keras. Enggan melepaskan diri dari pelukan Hilmi, karena Fau tahu, jika Cahyo ingin mendapatnya sesuatu yang dia ingin pasti suatu hari nanti akan tergapai.

****

"Fau rambut saya akhir akhir ini kok berminyak ya? Padahal shampo yang saya pakai juga kayak biasanya."

Berada di apartemen Hilmi, hampir tengah malam membuat fau merasa jengah. Hilmi seperti anak kecil yang tidak mau disuruh tidur  agar Fau dapat kembali ke kos -kosnya dengan segera dan dapat  istirahat untuk menyambut hari esok yang bisa jadi akan lebih berat.

Hilmi membalik tubuhnya dengan cepat, membuka selimutnya mengurungkan niatnya yang sebelumnya ingin tidur.

"Ini kayaknya butuh treatment dari  kamu dulu deh Fau, coba kamu pijit sebentar?" Tanya Hilmi sambil menarik turunkan alisnya.

The FamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang