23-Curhatan orang ganteng

6K 601 15
                                    

-the famous-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-the famous-

"Fau lain kali hati-hati ya saya gak mau lihat kamu keluar malam kalau bukan untuk urusan yang urgent banget contohnya saya sendiri yang minta sendiri kamu untuk datang."

"Ngerti kan Fau?"

Perkataan Hilmi beberapa waktu yang lalu terus terlintas di ingatannya. Bagaimana Hilmi mengingatkannya untuk tidak keluar diwaktu- waktu yang sebenarnya fau juga tahu bahwasanya ini tidak aman bagi dirinya.

Fau sengaja tetap menjaga langkahnya, setidaknya dirinya terlihat' tetap tenang meskipun dalam hatinya, fau sudah ingin menangis. Belum lagi jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, fau tidak bisa menghubungi siapa-siapa karena ponselnya yang  sengaja ia tinggalkan di kos-kos an nya.

Fau terus melangkah, namun langkah yang ada di belakangnya tudak kunjung berhenti. Sampai dimana sebuah suara bariton menginterupsi langkahnya, yang sekaligus membuat fau terpaksa harus menghentikan langkahnya.

"Mau kemana?" Tangan fau terkepal, memejamkan matanya sebentar Sebelum dirinya lari. Benar fau langusng melarikan diri.

Ini sudah kepalang tanggung, 200 meter lagi kos-kosan nya terlihat. Jadi jika fau mampu berlari dengan kecepatan lebih dari Biasanya, fau yakin bisa lari dari cengkraman seseorang yang ada di belakangnya.

"Fau kenapa lari?"

"Loh fau?!"

Fau tidak mendengarnya, itu pasti
Jebakan pikirnya.

Namun semua asumsinya di patahkan saat sebuah tangan hinggap di bahunya.

Fau gemetar.

Ini benar-benar akhir dari hidupnya.

Jika benar,fau ingin keminta maaf kepada ibunya terlebih dahulu, meminta maaf kepada Hilmi, melunasi kasbon nya.

Keputusannya untuk lari ternyata salah. Dan fau justru masik ke dalam perangkap si penjahat itu.

"Fau?"

Ucap lelaki itu yang langsung membalik tubuh fau detik itu juga agar menatapnya.

Fau mengerjapkan matanya, detik selanjutnya dirinya mampu bernafas lega saat mengetahui orang yang mengikutinya sejak tadi adalah wisnu. Kakak dari bos nya sendiri.

"Pak wisnu hampir bikin aku mati ketakutan," ucap fau sambil mengusap dadanya.

Dahi wisnu mengernyit. "Kenapa?"

"Aku kira aku mau jadi korban begal."

Wisnu terkekeh. "Bahkan tukang begal pun pilih-pilih Mangsa lah  Fau "

Benar, maling pun aku seratus kali berpikir sebelum menjatuhkan gelar mangsa  kepada fau yang tergolong miskin dan tidak punya apa apa. Apa yang bisa di banggakan darinya saat ini?  hanya satu bungkus nasi goreng dan tidak lebih.

The FamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang