Episode enam belas

4.3K 301 61
                                    

Aksa terbangun dengan wajah sedikit bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa terbangun dengan wajah sedikit bingung. Tapi, setelah beberapa detik berikutnya lelaki itu terkejut dan segera membangunkan tubuhnya sampai posisi duduk, dengan mata dibulatkan ke arah Nadira yang sedang berdiri di samping tempat tidurnya.

"Mau apa kamu di sini? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya lelaki tampan gugup, berbarengan dengan menarik selimutnya untuk menutupi sebagian tubuhnya.

Nadira menatap Aksa dengan kepala yang dimiringkan. Wanita itu menyodorkan ponsel milik Aksa, dan berkata. "Aku pikir kamu mati, setelah menikah denganku."

"Lalu apa, kenapa masih menatapku? Kamu bisa meletakannya disitu!" Aksa seakan risih dengann tatapan Nadira yang tak kalah datar dari dirinya.

"Ponsel milikmu berdering dari dua puluh menit yang lalu, makannya aku bangunin orang yang meninggal sementara," sarkas Nadira saat menaruh ponsel milik Aksa ke atas selimutnya begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ponsel milikmu berdering dari dua puluh menit yang lalu, makannya aku bangunin orang yang meninggal sementara," sarkas Nadira saat menaruh ponsel milik Aksa ke atas selimutnya begitu saja. Karena sepertinya Aksa enggan mengambil telepon tersebut dari tangan perempuan cantik itu.

Aksa mendesis singkat. "Wanita itu. Kenapa juga menatapku seperti itu. Dia seakan ingin memangsaku," batin Aksa tak habis pikir saat melihat Nadira yang hendak ke luar dari kamarnya.

Di satu sisi Aksa juga tidak bisa memungkiri kalau Nadira begitu cantik hari ini.

Pikirannya terpecah saat telepon genggam miliknya kembali berdering.

"Untuk apa sepagi ini meneleponku?" tanya Aksa dengan sikap datar dan sinis.

"Sudah pukul sepuluh. Apa ini termasuk pagi bagi lelaki yang baru menikah?" ucap Darius yang membuat Aksa tersentak dan langsung menoleh ke arah jarum jam yang berada di dinding.

"Apa kamu begitu menikmati malam pengantinmu, Tuan! Sampai-sampai tidak menyadari kalau ini sudah siang," sarkas Darius tertawa lepas. Dan membuat Aksa langsung memutuskan panggilannya dan beranjak dari tempat tidur.

Di satu sisi Darius yang menyadari itu langsung menghubungi Aksa kembali.

"Untuk apa kamu menghubungiku, lagi?" tanya Aksa kembali bersikap sinis. "Apa belum cukup menertawaiku. Kalau kamu masih bicara seperti itu kepadaku, aku akan memutuskan panggilannya kembali?" ancam Aksa saat mendengar Darius masih menertawakan dirinya.

SHE IS MY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang