Episode dua puluh empat.

3.8K 266 116
                                    

JANGAN DI SKIP. TOLONG DI BACA.

SELAMA NOVEL INI BELUM ENDING. ITU BERARTI PENCARIAN GIVE AWAY MASIH BERLANGSUNG.

MUNGKIN ADA BEBERAPA ORANG/READERS YANG BELUM TAU. KALAU DI WATTPAD ITU BISA KOMEN DI SETIAP ALENIANYA.
KALIAN TEKAN ALENIA YANG AKAN DIKOMEN.

HAPPY READING.

Aksa berdiri tempat di depan kendaraan Theo yang baru saja melaju. Setelah kendaraan milik Theo berhenti Aksa pun segera mendekat dan mengetuk kaca mobil depan berulang kali.

"Buka pintunya, cepat!" perintah Aksa yang langsung sopir angguki setelah mendengar perintah dari Aksa dan Tuannya.

"Turun!" Aksa menyeret paksa sang sopir untuk keluar.

Sang sopir menoleh ke arah Theo. Theo mengangguk singkat dan membuat sopir menuruti perintah majikannya.

Aksa mengambil alih dan segera melajukan kendaraannya dengan kecepatan penuh.

"Apa kamu gila! Kita bisa mati kalau kamu melaju secepat ini!" seru Theo karena melihat Aksa yang yang melajukan kendaraan miliknya dengan sangat cepat.

Aksa tak mengubris ataupun menjawab pertanyaan Theo. Suami dari Nadira itu terus saja melajukan kendaraanya dengan mata terpusat ke arah jalan.

"Kamu benar-benar gila!" sambung Theo menggelengkan kepala.

"Kamu tidak tau apa-apa tentang gadis itu. Jadi berhenti bicara!"

Aksa yang saat itu menoleh ke arah belakang dari pantulan kaca spion. Tapi, saat itu juga Aksa merasakan sesuatu yang tak biasa dalam hatinya, saat melihat Theo mengusap lembut bagian kepala Nadira yang tersandar di kaki Theo.

"Aku memang tidak tau apa-apa tentang gadis ini. Tapi aku akan segera mengetahuinya," tegas Theo terus menatap wajah polos Nadira dan membuat Aksa sedikit berdecak kesal tanpa kembali menggubris sahabat lamanya.

Aksa terus melajukan kendaraanya dengan kecepatan penuh. Sampai akhirnya kendaraan yang mereka tumpangi sampai di rumah sakit.

Aksa yang baru memarkirkan kendaraanya bergegas turun dan membuka pintu mobil belakang. Theo yang berniat membopong Nadira dalam seketika di ambil alih oleh Aksa.

"Biar aku yang menggendongnya," kata Aksa dengan begitu gesitnya mengambil alih Nadira dari gendongan Theo.

Awalnya Theo diam mematung saat melihat Aksa bersikap tak biasanya. Sampai akhirnya  Theo memecahkan kembali lamunannya setelah beberapa saat dan berlari melewati Aksa untuk meminta pertolongan pada beberapa perawat di rumah sakit.

Ada beberapa hal yang membuat Theo, sebagai sahabat lamanya itu menemukan kembali sosok Aksa di beberapa tahun silam. Bahkan saat melihat Aksa begitu mengkhawatirkan Nadira, tatapan Theo tidak  bisa lepas dari sosok Aksa yang sedang gelisah.

Aksa bisa bohong pada semua orang, tapi lelaki dingin itu tidak bisa membohongi sahabat lamanya.

Dua lelaki tampan itu berdiri tepat di depan pintu IGD dengan tubuh tersandar dan tangan menyilang. Ada kegelisahan dari raut wajah ke duanya. Tidak ada obrolan dari dari Aksa dan  Theo. Hanya keheningan yang mengelilingi keduannya.

SHE IS MY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang