Episode dua puluh lima

4K 263 179
                                    

PART INI ADA SEDIKIT BAWANG MERAH YANG JATUM ENTAH SATU ATAU DUA BUTIR. INTINYA DIKIT ENGGAK BANYAK.
PART ABANG JONATHAN DAN NADIRA.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱

HAPPY READING GUYS!!

Nadira berdiri di balkon kamar miliknya yang berada di lantai atas. Menatap ke arah lelaki yang kini sedang berolah raga tepat di halaman mension Tyaga.

Nadira tersenyum kecil saat menatap lelaki itu. Mengusap lembut bibirnya yang masih terasa akan kecupan Aksa beberpa hari lalu.

Tapi semenjak kejadian itu juga Aksa tidak berani menatap wajah Nadira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi semenjak kejadian itu juga Aksa tidak berani menatap wajah Nadira. Jangankan menatap, bicara saja dia seakan memberi jarak. Sekalipun Nadira bertanya, lelaki itu enggan menatapnya.

Nadira bingung dengan sikap Aksa yang berubah-ubah. Kadang jadi lelaki manis, terkadang jadi lelaki yang dinginnya enggak ketulungan.

Bayangannnya kembali saat Aksa meminta Nadira untuk melupakan kejadian di rumah sakit. Ciuman pertama Nadira yang tak bisa dia lupakan begitu saja, terpaksa harus dia lupakan begitu saja. Itu semua karena ucapan Aksa yang memaksanya untuk lupa.

Mungkin ciuman itu tidak berarti apa-apa bagi Aksa, tapi tidak untuk Nadira. Ciuman pertamanya jelas sulit dia lupakan begitu saja.

"Kenapa aku terus memikirkan hal itu. Tidak Nadira, kamu harus melupakan semua itu!"

Pikiran Nadira terhenti oleh suara ketukan pintu dan membuat lamunan wanita cantik itu terpecah. Suara lantang  memanggil nama Nadira dari balik pintu beberapa kali.

Nadira memutar tubuh dan meninggalkan sosok Aksa dari penglihatannya. Lalu berjalan mendekat ke arah pintu.

Baru saja pintu terbuka, tangan Nadira sudah di tarik langsung oleh Jonathan. Lelaki itu menyuruh Nadira untuk mengikuti langkah kakinya.

"Jo ..! Kita mau kemana?"

Nadira seakan bingung dengan apa yang diperbuat Jonathan padanya.

"Something for you," jawabnya tersenyum simpul.

Nadira menghela napas pasrah saat lengan Jonathan terus menggenggamnya. Langkah kaki mereka seirama menelusuri anak tangga satu demi satu.

Bukan arah jalan yang wanita cantik itu lihat, melainkan bagaimana cara Jonathan menarik tangannya.

"Jo ...!"

"Sebentar lagi, Dira ...!" jawab Jonathan spontan membuat langkah Nadira terhenti begitu saja dan menatapnya seksama.

Dira, nama panggilan yang hanya disematkan dan di ketahui oleh orang-orang terdekat saja. Dan kini Jonathan memanggil nama itu dengan begitu jelas.

"Jo ...!" Nadira kembali berseru setelah terdiam beberapa saat. "Kamu?"

Jonathan mengangguk singkat seakan tau apa yang di maksud Nadira.

SHE IS MY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang