Episode sembilan belas

3.6K 253 84
                                    

Siapkan mental kalian di part ini. Komennya jangan kasih kendor. Aku tunggu komenan kalian.

⬇️⬇️⬇️⬇️

Satu jam setelah keberangkatan Aksa. Nadira pergi bersama Bimbo ke perusahaan yang sama dengan Aksa.

Selama perjalanan Nadira tidak banyak bicara, sesekali gadis cantik itu menatap ke arah bahu jalan dengan tatapan kosong. Meski begitu Bimbo mencoba mencairkan suasana dengan menjelaskan  pekerjaan yang akan Nadira geluti di perusahaan itu. Dengan seksama Nadira mendengarkan semua perkataan yang keluar dari mulut orang kepercayaan Nyonya Sovia. Tak sedikitpun Nadira menyela ataupun mengelak ucapan Bimbo.

Bimbo juga menjelaskan dengan rinci bagian apa yang ditugaskan pada Nadira dalam perusahaan.

Sesampainnya di perusahaan, Nadira sedikit menekuk wajahnya. Ada ketakutan yang tidak pernah gadis itu rasakan sebelumnya. Dia sadar betul kalau pekerjaan ini bukan keinginannya, ini semua rencana nyonya Sovia agar aku bisa lebih dekat dengan cucunya.

Meski Nadira sendiri tidak yakin dengan hal itu.

Jadi staff biasa menjadi pilihan Nadira dan Nyonya Sovia. Nadira ingin belajar banyak tentang bagaimana bekerja di sebuah perusaan Tyaga dari bawah. Mengingat perusahaan Tyaga bukanlah perusahaan kecil.

"Selamat bergabung Nona Nadira. Mulai hari ini kamu adalah bagian dari perusahaan ini. Selamat bekerja di perusahaan. Jika merasa kesulitan, kamu bisa tanyakan padaku atau rekan kerjamu yang ada di samping," kata Bimbo membuat Nadira menoleh ke arah perempuan muda berkacamata yang ada tepat di sampingnya.

Nadira memberikan senyuman manisnya saat menatap wanita tersebut. Tak disangka senyumannya di sambut oleh perempuan berkacamata tersebut.

Setelah memberikan beberapa penjelasan, Bimbo pun pergi meninggalkan Nadira. Tapi Nadira dirundung kebingungan saat itu  sampai akhirnya perempuan berkacamata yang belum diketahui namanya, mendekat ke arah Nadira dengan mendekatkan kursi miliknya.

"Hi ..., aku Maria!" Sapa perempuan berkacamata menyodorkan tangan.

"Aku Nadira," jawab Nadira menyambut tangan Maria ramah.

"Aku harap kita bisa jadi rekan kerja yang baik."

Nadira mengangguk perlahan. "Aku harap juga begitu. Mohon bimbingannya."

"Bos di kantor ini begitu disiplin dan dingin. Jadi berhati-hatilah," bisik Maria melirik sekeliling. "Selain itu dia juga terkenal dingin dan angkuh. Padahal masih muda."

"Apa yang wanita itu maksud, Aksa?" batin Nadira. "Terus apa lagi yang kamu tau tetang bos muda itu?"  tanya Nadira yang membuat Maria berpikir sejenak. Sebelum akhirnya wanita berkacamata itu menjawab.

"Katanya dia juga sudah menikah baru-baru ini, tapi semua karyawan di sini tidak mempercayainya."

"Benar sekali. Yang dia bicarakan adalah Aksa." Nadira kembali menggumam.

"Kenapa begitu?"

"Jelas saja. Mana ada wanita yang mau dengan lelaki angkuh seperti itu. Tapi ...."

"Tapi apa?"

"Tapi dia sangat tampan dan berkarisma, meskipun menatap wajahnya dari kejauhan, itu mampu membuat jantung semua wanita berdetak dengan cepat. Aku yakin kamu juga akan merasakan hal yang sama," kata Maria memperlihatkan mimik wajah yang berbeda dari sebelumnya. Ekspresi seorang wanita ketika mengaggumi seorang artis atau penyanyi yang dia suka.

"Yasudah, sebaiknya kita bekerja sekarang!"

Nadira mendekat ke arah Maria dan mendekatkan bibirnya ke telinga gadis berkacamata itu. "Aku tidak tau apa yang harus aku kerjakan, Maria," kata Nadira yang membuat Maria menaikan sebelah alisnya.

"Kenapa gak bilang dari tadi!" kata Maria menghela napas panjang dan memberitahu pekerjaan apa yang harus dikerjakan Nadira.

****

Jonathan mencoba mengetuk pintu kamar Nadira. Tapi tak kunjung dibuka. Sebelum akhirnya seorang pelayan menghampiri Jonathan dan bilang kalau Nadira sudah tidak tidur di kamar itu.

"Lalu di mana kamar Nadira sekarang?" tanya Jonathan sedikit heran.

"Nyonya Nadira tidur di kamar tuan Aksa sekarang, Tuan," jawab pelayan berterus terang.

"Aksa? Kenapa bisa di kamar Aksa. Lalu Aksa tidur di mana?" tanya Jonathan semakin bingung.

"Aksa dan Nadira tidur dalam ruangan yang sama," sela Nyonya sovia yang membuat Jonathan menoleh ke asal suara tersebut dengan mata membulat.

Nyonya Sovia melangkah perlahan ke arah Jonathan. Mencoba menjelaskan hal yang belum di ketahui sebelumnya. Termasuk mengatakan kalau Nadira dan Aksa sudah melangsungkan pernikahan.

Ada hati yang terluka saat nyonya Sovia mengatakan tentang pernikahan. Lelaki tampan itu benar-benar tidak mempercayai ucapan Neneknya. Bahkan sesekali dirinya menghela napas berat.

Jonathan juga tidak memungkiri kalau hatinya seperti sedang tersayat pisau.

"Kenapa hatiku begitu sakit saat mendengar Nadira sudah menikah dengan Aksa. Apa ini yang di namakan cinta?"batin Jonathan tertegun.

Mata yang awalnya bersinar dalam sekejap berubah memerah. Lelaki pemilik senyuman indah itu berjalan perlahan menaiki anak tangga satu demi satu. Ada kegundahan dalam hatinya yang terdalam, ada sebuah penyesalan yang teramat, dalam hatinya.

"Harusnya waktu itu aku tidak pergi ke L.A. andai waktu bisa merubah semuanya. Aku akan kembali dan tak akan melepaskanmu, lagi."

Jonathan mencoba membuka leptop dan menyalakannya. Membuka galery foto yang sudah lama tak dia buka.

Seorang gadis berparas cantik dengan mata dan bibir yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis berparas cantik dengan mata dan bibir yang indah. Dia tersenyum ke arah kamera yang sedang memotretnya. Gadis cantik itu memakai seragam sekolah menengah pertama. Dia yang tak lain adalah Nadira Ayumi, teman masa kecil Jonathan.

Saat itu Nadira terkenal sebagai murid yang periang dan memiliki banyak teman. Tapi, semuanya terasa begitu singkat untuk Jonathan. Karena Nadira harus pindah rumah dan meninggalkan sekolah Favorit di pertengahan tahun. Tidak banyak yang tau, kalau Nadira adalah cinta pertama Jonathan. Cinta yang belum sempat Jonathan ungkapkan sebelumnya, dan betapa ajaibnya cinta itu masih melekat sampai sekarang. Bahkan saat Jonathan pertama kali bertemu kembali di rumah sakit, lelaki itu sudah menyadari keberadaan teman kecilnya.

"Kenapa kamu tidak mengenaliku, aku masih ingat apa yang kamu suka dan tidak suka. Bahkan Apa hobi dan makanan favorit kamu juga aku mSih ingat."

Bimbo memanggil Nadira untuk masuk ke dalam ruangan lelaki paruh baya tersebut. Dengan patuhnya Nadira bergegas menghampiri Bimbo yang sedang menunggunya. Baru saja Nadira  mau membuka pintu kaca yang tidak tembus pandang, saat itu juga Aksa menarik gagang pintu dan malah membuat Nadira meleset dan jatuh ke dalam pelukan Aksa.

Nadira yang harusnya jatuh ke atas lantai, pada kenyataanya malah terjatuh ke dalam pelukan lelaki yang dia benci. Gadis cantik itu menahan napas dengan kening yang dikerutkan. Beda halnya dengan Aksa yang  seakan terhipnotis akan sosok wanita lugu di dalam pelukannya.

Sekali lagi Aksa merasakan getaran yang tidak biasa. Jantungnya kembali berdetak cepat saat berdekatan dengan Nadira.

SHE IS MY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang