Episode dua puluh

4.1K 261 86
                                    

"Aku dan Darius akan menghadiri rapat sore ini. Tolong handle pekerjaan ku, di sini," kata Aksa yang duduk santai di kursi putar dengan kepala menyandar.

"Baiklah kalau begitu," jawab Bimbo. Sebelum akhirnya lelaki paruh baya tersebut kembali melanjutkan ucapannya setelah beberapa detik. "Tuan Aksa, apa anda sudah tahu kalau nona Nadira hari ini sudah bergabung di perusahaan kita?"

Perkataan Bimbo membuat lelaki di hadapannya tak mampu menjawab sepatah kata apapun. Dia hanya terdiam tanpa memperlihatkan ekspresi apapun. Tapi Bimbo bukan orang baru yang tak bisa membaca pikiran Aksa. Bimbo sudah bekerja lebih dari dua puluh lima tahun. Sudah pasti karakter Aksa sudah bisa dibaca olehnya.

Setelah beberapa saat lelaki tampan itu menjawab. "Itu bukan urusanku!" tegas
Aksa lalu beranjak dari duduknya. Aksa kembali tertegun saat berdiri, lelaki itu seakan ingin mengeluarkan suara. Tapi, sepertinya dia kembali mengurungkan niatnya untuk bicara dan malah berpamitan pada Bimbo setelahnya.

Aksa yang tidak tau ada seseorang di balik pintu malah menarik gagang pintu kasar, spontan lelaki bertubuh tinggi itu dikejutkan oleh keberadaan Nadira yang tiba-tiba di depan matanya hingga membuat perempuan itu terjatuh di dada bidang miliknya.

Lelaki tampan itupun spontan menangkap tubuh Nadira.

Untuk sesaat kedua mata mereka menyatu dalam keheningan. Sorotan mata yang berbeda dan belum pernah dipancarkan oleh keduanya. Nadira seakan berhenti bernapas saat dua pasang mata Aksa menatapnya tajam wajahnya. Begitu juga Aksa yang merasakan getaran yang belum pernah dia rasakan. Jantungnya berdegup kencang dari sebelumnya.

"Aksa!" batin Nadira yang merasakan getaran di dada lelaki yang sedang menatapnya.

Bimbo yang menyaksikan semua itu secara langsung hanya bisa tersenyum simpul. Sampai akhirny Bimbo pura-pura batuk setelah menunggu beberapa saat.

"Uhuk, uhuk ...!"

Sontak saja suara Bimbo yang mengagetkan itu mampu membuat Nadira dan Aksa tersentak dan langsung berdiri tegak setelahnya.

"Maaf," kata Nadira dengan wajah ditekuk.

Aksa tak menggubris ucapan Nadira. Lelaki itu masih bersikap acuh seolah tidak terjadi apa-apa.

"Aku pergi!" kata Aksa sedikit menoleh ke arah Bimbo yang sedang mengerutkan keningnya, tapi setelah beberapa detik bimbo tersenyum kecil melihat sikap Aksa yang tak biasa dan seperti salah tingkah.

Ada sesuatu yang berbeda yang menurut Bimbo sedikit terheran-heran dengan sikap lelaki yang sudah hilang dari penglihatannya.   Untuk pertama kalinya Bimbo melihat Aksa salah tingkah karena perempuan.

"Akan ada perubahan besar dalam waktu dekat," batin Bimbo tersenyum ke arah Nadira yang sedang menekuk wajahnya. Dan Bimbo juga berencana untuk memberitahu nyonya Sovia akan kejadian ini.

"Nadira ..., kemarilah!" perintah lelaki paruh baya yang langsung Nadira turuti.

Perlahan Nadira mendekat ke arah Bimbo dengan menahan rasa malu. Entah kenapa rasanya kejadian beberapa saat lalu membuat Nadira malu. Bahkan gadis cantik itu juga merasakan debaran di dadanya, yang jelas belum pernah dia rasakan juga sebelumnya.

Entah karena malu, atau karena Aksa menatap wajahnya lekat.

"Apa ini, Pak?" tanya Nadira saat Bimbo menyodorkan sebuah paper bag mewah dan bertulis brand terkenal.

"Ambilah, ini barang yang akan kamu butuhkan nantinya. Nyonya Sovia yang memberikannya!" perintah Bimbo yang membuat Nadira mengambil paper bag tersebut.

Betapa terkejutnya Nadira saat tau kalau yang di dalam paper bag tersebut adalah handphone keluaran terbaru.

"Nomor telepon keluarga Tyaga semuanya sudah tersimpan di ponsel itu," kata Bimbo yang membuat Nadira masih diam. Gadis cantik itu seakan tak percaya dengan apa yang ada di tangannya.  "Dan ini, kartu untuk nona Nadira. Semua kebutuhan Nona bisa terpenuhi dengan kartu ini."

"Apa semua ini tidak berlebihan?" tanya Nadira yang masih bingung dan tak percaya.

"Nyonya Sovia hanya ingin yang terbaik untuk nona Nadira, jadi jangan menolaknya."

*****

Seorang gadis cantik yang tampak kelelahan duduk duduk menyandar di tiang halte bus yang tak jauh dari kantornya. Menatap jalanan yang ramai dengan kendaraan. Namun tatapan gadis cantik itu begitu kosong. Ada sosok yang dia rindukan saat berada di keramaian.

Gadis cantik itu merekatkan kedua matanya untuk sesaat, lalu meneteskan butiran bening setelahnya. Tanpa dia sadari bus terakhir yang melintas di halte tersebut telah abaikan begitu saja.

Sudah hampir dua jam gadis cantik itu hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun. Bahkan hari sudah mulai gelap.

Di satu sisi Nyonya Sovia begitu mencemaskan Nadira. Berkali-kali wanita sepuh itu mencoba menghubungi Nadira. Namun panggilannya tak kunjung mendapati respon. Sampai akhirnya wanita sepuh itu melihat Bimbo yang  pulang tanpa sosok Nadira.

"Kenapa kamu pulang tanpa Nadira, Bimbo?" tanya Nyonya Sovia sedikit menaikan suaranya.

"Tadi saya ada rapat penting, Nyony. Bukankan harusnya Nona Nadira sudah sampai rumah?"

"Andai dia sudah sampai saya tidak akan menanyakan ini padamu." Nyonya Nadira yang begitu khawatir dan kembali menghubungi Nadira.

"Tadi saya sudah memesankan taksi untuknya. Saya pikir Nona Nadira langsung menaiki taksi tersebut, dan  pulang." Bimbo yang sedikit ketakutan.

Jonathan yang mendengarkan percakapan Nyonya Sovia dan Bimbo bergegas mengambil kunci mobil dan berjalan cepat ke luar rumah.

Mobil melaju dengan kecepatan penuh. Jonathan begitu mencemaskan kondisi Nadira saat tau kalau gadis yang dia cintai belum pulang ke rumah. Suara klakson terus saja dia bunyikan, tak peduli dengan apa yang akan terjadi dengan dirinya. Yang dia pikirkan, bagaimana caranya menemukan Nadira secepat mungkin.

Rintik hujan perlahan mulai membasahi bumi. Nadira yang masih berada di halte bus mulai tersadar dan kedinginan. Gadis cantik itupun mencoba beranjak dan mencari taksi guna menghentikannya. Nadira yang begitu kedinginan mencoba menyilangkan kedua tangan dan mengusap-ngusap lembut bagian atas sikut. Setelah beberapa saat menunggu, gadis cantik itu malah dikejutkan dengan sebuah jas menutupi sebagian tubuhnya yang sedang kedinginan. Nadira yang terkejutpun segera menoleh ke arah sosok tersebut dengan mata yang dibulatkan.

"Tatapan kamu masih sama. Saat pertama kali menatapku. Dan ini, pertemuan ke dua kita," kata lelaki  bertubuh tinggi.

Jonathan yang melihat itu saat berada di dalam mobil hanya bisa diam.

*******

Btw ada yang ingat gak siapa cowo baik hati yang ngasih jasnya buat Nutupi tubuh Nadira yang kedinginan.

Buat bang Jo. Big Hug 🥰🥰🥰
🔥🔥



SHE IS MY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang