Episode tujuh belas

4.2K 325 70
                                    

Perasaan gak susah deh klik gambar bintang di pojok bawah, gak kaya nulis yang harus mikir berhari2 tentang alurnya bagaimana. Kalian menikmati karyanya tapi kenapa gak mau komen dan vote. Cobalah untuk saling menghargai. Aku nulis kalian dukung gak susah kan.

Yuk bisa yuk saling menghargai dan menyayangi author abal2 ini biar lebih smangat. Btw author ngetik bab ini dalam kondisi yang tidak baik. Tapi aku sedang rindu sama komenan kalian
🤍🤍🤍

🔥🔥🔥

Malam sebelum keberangkatan Jonatan ke LA. ( los angeles). Malam itu Jonathan sibuk menelepon seseorang. Suatu pembahasan yang mengarah pada sosok perempuan cantik yang sekarang tinggal di mension milik Queenie nya.

"Aku ingin kamu cari tau wanita yang telah aku kirim fotonya. Dia pernah tinggal di alamat yang sudah aku kirim juga."
Jonathan tampak serius dengan apa yang diucapkannya.

"Baik, Bos. Saya akan cari tau secepatnya," jawab seorang lelaki di balik panggilan tersebut.

"Kirim semua data tentang dia ke surel saya, secepatnya. Saya tunggu!"

Setelah beberapa hari di Los Angeles Jonathan mendapati email yang berisi kan data tentang sosok Nadira. Jontahan tersenyum saat membaca kata demi kata email tersebut. Dirinya seakan puas dengan kinerja orang suruhannya.

Semua info yang berkaitan dengan Nadira tertulis di surel milik Jonathan. Dari keluarga, pekerjaanya terdahulu, hobi, pendidikan, tentang apa yang Nadira suka dan tidak suka, bahkan lelaki yang pernah dekat dirinya sekaligus sudah tertulis di situ

Ada fakta yang menarik untuk seorang Jonathan. Yaitu saat tau kalau Nadira belum pernah pacaran sama sekali.

Enatah apa yang ingin Jonathan lakukan dengan semua itu. Dirinya hanya tersenyum dan berkata. "Tunggu aku kembali."

Hal yang membuat bahagia Jonathan saat ini adalah melihat perempuan yang ada di hadapannya tersenyum. Jonathan tidak ingin kalau Nadira sedih atau bahkan terpuruk karena telah kehilangan kedua orang tuanya. Sama seperti dirinya yang sudah kehilangan kedua orang tuanya namun tetap tersenyum.

"Kamu tidak sendiri sekarang, ada keluarga Tyaga yang menemanimu," batin Jonathan terus menatap ke arah Nadira yang sedang sibuk menatap gelang pemberiannya.

"Bahkan, mulai saat ini aku akan terus membuatmu tersenyum seperti ini." Jonathan kembali menggumam.

Sekilas Jonathan menoleh ke arah tangga, dia menatap ke arah Aksa yang sedang menatap ke arahnya dalam diam.

Tidak ada sapaan, Kakak beradik itu hanya saling menatap satu sama lain. Sebelum akhirnya terdengar suara Nyonya Sovia memanggil nama Jonathan.

Jonathan menoleh ke asal suara itu kilat. "Queenie!" Sapa Jonathan yang membuat langkah cucu dan nenek itu saling mendekat dan berpelukan.

"Jo! Kenapa kamu pulang tidak memberitahuku sebelumnya?" Queeni melepas pelukannya dan mengusap pundak Jonathan.

Jonathan tersenyum. Begitu juga dengan Nadira yang ikut tersenyum melihat kedekatan antara Cucu dan neneknya.

"Aku sengaja ingin memberi kejutan dirimu, Queenie,"kata Jonathan yang malah menatap ke arah Nadira yang tak di sadari oleh Nadira dan nyonya Sovia.

"Hem, baiklah. Bagaimana kalau kita sarapan dulu!" ajak Nyonya Sovia yang diangguki oleh Nadira dan Jonathan.

"Nadira, tolong panggilkan Aksa. Kita sarapan bersama!"

"Baik, Nyonya," Nadira mengangguk singkat.

SHE IS MY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang