First Love | BAB 15

23.1K 1.8K 24
                                    

Lagi-lagi Prisha menemani Galih Lesmana—si aktor terkenal itu shooting film terbarunya.

Dia duduk santai di dekat kamera-kamera yang menangkap gambar Galih dengan lawan mainnya di depan sana.

Sampai kemudian, Harun datang menghampiri. "Sha, lo mau ikut shooting nggak?"

Mendengar pertanyaan Harun, Prisha melongo. "Hah?" Mulutnya membentuk huruf O.

"Iya, ikut shooting."

"Lah, ini Sha udah di tempat shooting, Mas," sahut Prisha. "Bilang deh sama Kak Galih, Sha nggak akan kabur. Sha temenin sampai selesai."

Harun mendesah. Mulai lelah menghadapi sikap polos Prisha. "Bukan gitu maksudnya, Sha."

"Terus, gimana dong?" Prisha tetap menampakkan wajah polosnya, membuat Galih yang baru datang menghampiri langsung terkekeh gemas dan mengacak rambutnya. Prisha tidak menyadari kalau lelaki itu sudah selesai take sebuah adegan.

Bibir Prisha mengerucut sebal. "Kak Galih! Rambut Sha rusak, nih!"

"Maaf," ujar Galih dengan sisa kekehan di bibirnya. "Jadi, mau nggak ikut shooting?"

"Ikut masuk ke dalam kamera maksudnya, Kak? Nanti Sha ada di filmnya juga dong, ya?" tanya Prisha polos.

Galih mengangguk kecil. "Iya, jadi pemeran figuran. Ini syutingnya, kan, di koridor sekolah gitu, nah kamu ikut pura-pura jadi murid sini ceritanya." Kemudian, Galih menunjuk seorang lelaki paruh baya yang sedang memperhatikan mereka. "Sutradara-nya yang minta."

Saat Prisha beralih menatap lelaki paruh baya itu, ia diberikan seulas senyum kecil. Namun, Prisha tahu, senyum itu menandakan kalau dirinya tidak bisa menolak permintaan sang sutradara.

Prisha pun mengangguk setuju.

"Sekarang kamu ikut aku ganti baju jadi baju sekolah, ya," ujar Galih yang langsung membimbing Prisha ke ruang make up.

Di sana, Prisha diberikan seragam sekolah yang digunakan untuk shooting oleh penata busana. Lalu, ia masuk ke ruang ganti untuk berganti baju.

Setelah berganti baju, Prisha dimake up tipis ala anak sekolahan oleh penata rias, dengan Galih yang setia menunggui di sebelahnya.

"Kak Galih," panggil Prisha, membuat lelaki itu menoleh dengan sebelah alis terangkat. "Nanti Sha nggak perlu ngapa-ngapain, 'kan?"

"Iya, kamu cuma berdiri diam aja kok."

"Beneran?"

"Beneran, Sha."

"Oke, deh!"

"Nanti aku beliin camilan banyak-banyak buat stok di apartment kalau kamu pinter syutingnya."

Mata Prisha berbinar seketika. "Serius?!" tanyanya antusias sambil bertepuk tangan senang.

"Iya, serius." Kekeh Galih, lagi.

"Enggak boleh larang-larang aku ambil banyak ciki, ya?!" ujar gadis yang kini matanya memicing.

"Iya," jawab Galih sabar. "Kali ini kamu bebas ambil apa aja, aku yang bayarin."

"Asyiiiik!"

"Make up-nya sudah selesai." Si penata rias menginterupsi obrolan mereka, membuat Galih mengangguk dan berterima kasih, lalu segera membawa Prisha ke tempat pengambilan video.

Setelah merasa Prisha sudah berdiri di tempat semestinya bersama para pemeran figuran lain, Galih juga mengambil posisi di sebelah pemeran utama perempuan yang menjadi lawan mainnya.

First Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang