First Love | BAB 28

23K 1.7K 33
                                    

Kagak jadi selesai di BAB 27, jadinya ditambahin lagi karena belum puas wkwk

***

Seperti apa yang sudah dia janjikan kemarin, pukul satu siang Galih sudah berdiri di depan gerbang sekolah swasta tempat Prisha mengajar, berbaur dengan para penjemput lainnya.

Ketika telinganya mendengar suara bel berdering nyaring di dalam sana, Galih segera mengeluarkan ponsel dari saku celana jeans-nya untuk mendial nomor telepon Prisha.

Calling Favorite Gurl ....

"Hallo?"

Mendengar suaranya saja sudah berhasil membuat senyum Galih mengembang, pantas saja ia merasa tersiksa dua tahun belakangan tanpa komunikasi dengan gadis itu. Sungguh, Edrea jahat, tapi mau bagaimana lagi?

Kemauan calon mertua harus dituruti demi mendapatkan restu.

Galih berdeham singkat sebelum menjawab ucapan Prisha. "Sha, aku udah di depan gerbang sekolah tempat kamu ngajar, ya."

"Oh, Kak Galih minta masuk aja sama satpam yang jaga, bilangin mau ketemu Sha. Terus, Kak Galih nunggu di parkiran dekat mobil Sha nggak pa-pa, 'kan?" tanya gadis itu. "Soalnya Sha masih harus ke ruang guru buat ambil tas dan beresin meja kerja. Sebentar doang, kok."

"Iya, santai. Aku tunggu di parkiran, ya." Kekeh Galih kemudian.

Setelah mematikan panggilan, Galih langsung menuju ke pos satpam. Tidak perlu beralasan banyak, satpam itu mengizinkan Galih masuk. Entah kenapa, sejujurnya Galih agak bingung juga.

Galih kenal betul dengan mobil Prisha, dia langsung mendekati city car berwarna putih milik gadis itu dan menyandarkan tubuhnya di body mobil.

Banyak yang menatap aneh padanya, bukan tatapan penasaran karena mereka tahu kalau Galih aktor terkenal. Mungkin, lebih ke tatapan ngapain-lo-nempelin-mobil-orang.

Untungnya Galih sudah biasa menjadi pusat perhatian, sehingga dia hanya perlu menghiraukan tatapan orang-orang tersebut.

"Dadah, Ibu Cantik!"

Refleks, Galih mendongak. Padahal dia tidak tahu siapa yang digoda oleh murid SMP yang baru akan remaja itu, tapi sepertinya Galih punya feeling. Karena, memang benar ternyata Prisha yang dimaksud oleh segerombolan murid yang sedang mangkal di parkiran motor itu.

Malahan mata Galih menangkap Prisha yang membalas lambaian mereka sambil tersenyum geli. Meskipun langkah kaki gadis itu menuju ke arahnya, namun tatapannya tetap pada segerombolan murid nakal tersebut.

"Langsung pulang," pesan Prisha saat melewati mereka semua. Kemudian, barulah gadis itu memfokuskan pandangannya pada Galih.

Galih menegakkan tubuh. "Murid kamu?"

"Iya," sahut Prisha sambil tertawa. "Emang pada nakal mereka itu."

Galih pun mengangguk, dia hendak mengajak Prisha masuk ke mobil saat seseorang menghampiri mereka dan menegur gadisnya.

"Bu Prisha, tumben bawa mobil."

Tidak mungkin Galih salah lihat. Prisha menatap lelaki itu dengan senyum canggung yang menurutnya gadis tersebut tidak nyaman. "Ah, Pak Anton. Iya, lagi pingin bawa mobil."

Selanjutnya, Anton melirik Galih. "Kakaknya, ya? Mukanya mirip banget. Kayak nggak asing juga."

"Bukan." Prisha yang menjawab.

"Kita pamit dulu, Pak Anton," lanjutnya karena Galih tidak membuka suara sama sekali. Bahkan lelaki itu tidak menjelaskan hubungan mereka pada Anton yang Prisha sendiri kadang bingung apa hubungan diantara mereka.

First Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang