First Love | BAB 19

20K 1.7K 4
                                    

Keesokan harinya, Prisha bangun lebih pagi dari biasanya. Meski biasanya sudah pagi, sih.

Tapi, khusus hari ini, dia bangun pagi-pagi sekali demi bersiap menunggu kedatangan Yudhistira. Tidak, maksudnya menemui Yudhistira karena mereka berjanji bertemu di halte depan apartment.

Prisha melakukan semuanya secepat kilat. Dia langsung pergi mengambil mobilnya di basement setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal dan pintu unitnya terkunci.

Sampai-sampai gadis itu melupakan Galih.

Sangkin tidak sabarnya bertemu Yudhistira.

Di mobil, Prisha duduk diam sambil memanaskan mesin sebentar. Selagi memanaskan mesin, ia mengecek ponselnya kalau-kalau ada pesan yang masuk dari Yudhistira.

Dan, benar saja, ternyata ada satu pesan yang masuk dua menit lalu dari Yudhistira.

Yudhistira

Aku udah di halte, ya!

Setelah membaca pesan itu, Prisha langsung melanjukan mobilnya untuk keluar dari area parkir apartment dan menghampiri Yudhistira.

Tidak susah menemui sahabatnya itu karena ketika Prisha keluar dari pelataran apartment, dia langsung menemukan Yudhistira yang duduk di bangku halte sambil memainkan ponselnya dengan koper hitam bertengger manis di sebelahnya.

Prisha langsung menginjak rem. Lalu, tanpa mematikan mobilnya, gadis itu berlari keluar dan menubruk tubuh Yudhistira. "Yudhis!!!!"

Melihat kelakuan Prisha, Yudhistira hanya bisa tertawa sambil geleng-geleng kepala. "Nggak malu apa, Sha, dilihatin orang? Kita di pinggir jalan, lho."

"Enggak kok," ucap Prisha. Dia kembali memundurkan tubuhnya, lalu mengambil duduk di sebelah Yudhistira. "Kita udah lama nggak ketemu."

Yudhistira mengangguk saja. Lantas kemudian mengacak rambut Prisha. "Gemes banget sih sahabatku sekarang, udah bisa bawa mobil sendiri. Nggak lagi, ya, ditemenin ke mana-mana?"

"Masih, sih." Prisha nyengir.

"Oh ya? Siapa orang baik yang mau disusahin sahabatku ini?"

"Ada, deh." Prisha menjulurkan lidahnya.

Melihat itu, Yudhistira berdecak. "Parah, ih. Sekarang udah nggak pernah cerita apa-apa lagi. Kamu punya pacar ya, Sha?" Matanya memicing. "Udah jarang hubungin aku nih kalau aku nggak hubungin duluan."

"Kepo!"

Prisha langsung berdiri dan menuju mobilnya kemudian. Dia sempat tertawa karena puas membuat Yudhistira si lelaki julid penasaran.

***

Karena jadwal kuliah Prisha hari ini dimulai pukul sepuluh, dia bisa menepati janji pada Yudhistira untuk membawa lelaki itu makan bakso di kantin fakultasnya. Sekalian tour dadakan tadi.

Prisha tahu kehadiran Yudhistira membuat tanda tanya besar di benak orang-orang yang mengunjungi kantin pagi ini, namun ia berusaha untuk tidak peduli selagi mereka tidak mengganggu.

Ya ... Prisha akui, sahabatnya itu memang memiliki tampang yang oke sekarang. Jauh berbeda daripada saat mereka SMP dulu—sewaktu pertama kali kenal. Itulah mungkin sebab kenapa para mahasiswi yang ada di kantin ini beberapa kali mencuri pandang pada Yudhistira.

"Udah pesan?" tanya Yudhistira saat Prisha kembali duduk di hadapannya.

Prisha mengangguk. Lalu, ia menyodorkan tangan. "Uangnya mana?"

First Love (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang