Kanna menatap ke setiap sudut kelas Gama. Cewek itu sengaja mencari-cari Gama. Ingin membalas kebaikan Gama kemarin yang memberikan dia Ayam goreng tepung buatan ayah Gama.
Ayam goreng adalah makann terfavorit Kanna. Seisi rumah dan beberapa tetangga juga tau itu. Ah, iya, akang pasar juga tau.
"Duh, Gama, mana, sih?" Kanna berdecak sebal karena Gama tak kunjung muncul dari pandangannya.
"Kak Kanna!" panggil seseorang membuat Kanna memutar bola mata malas.
Karra berlari menghampiri Kanna. Jujur Kanna malas, Kanna tidak pernah suka Karra. 1 sekolah tau itu. Walaupun mereka kembar, Kanna dan Karra tidak pernah terlibat kesamaan. Misalnya baju, Kanna tidak pernah mau memakai baju samaan dengan Karra.
"Hedeh gak ada yang ngundang juga," celetuk Kanna. Sukur-sukur Karra gak denger.
Karra malah tersenyum lebar saat melihat kakaknya berada didepan kelasnya, jarang-jarang hal ini terjadi. Semenjak dijodohkan dengan Gama, Kanna jadi lebih sering berkunjung ke kelas "Cari Gama, ya?" Goda Karra tapi Kanna sama sekali gak tergoda.
"Kepo amat," sahut Kanna, matanya masih bermain mencari keberadaan Gama, "Gama mana, sih," kesalnya sekali lagi.
"Ada perlu apa Kak, sama Gama? Mau dititip salam aja gak? Takutnya Kak Kanna bete nunggu Gama gak dateng dateng," tawar Karra berbaik hati.
"Gak butuh bantuan," jawab Kanna lalu pergi. Lagi pula Gama tidak muncul muncul. Lebih baik dia pergi dulu dari pada harus menghadapi Karra si anak emas yang merenggut segalanya dari Kanna.
Karra menatap punggung Kanna yang mulai menjauh, "sampai kapan, Kak? Sampai kapan Kak Kanna benci sama Karra?" Ada rasa sedih di dalam hati Karra saat menatap kepergian sang kakak yang hanya lebih tua 5 menit darinya.
Kanna berhanti di pinggir lapangan ketika melihat orang yang dia cari ada di sana. Gama sedang bermain basket bersama teman-temannya. Kanna menggeleng tak habis pikir. Padahal ini masih sangat pagi. Bisa bisanya Gama sudah seaktif itu.
"GAMA SAYANG!" Kanna berteriak membuat Gama sekaligus teman-temannya menoleh secara bersamaan.
"Anjir kaget gue. Gama punya cewek?" senggol Haru, membuat Tata menaikan bahu tidak tahu juga.
"Gue juga baru tau Gama punya cewek," Tata masih menatap cewek yang membawa kotak makan warna pink berbentuk babi itu. Bahkan sekarang Kanna melambaikan tangan.
Gama menatap kesal ditengah lapangan. Kedua tangannya sudah mengepal kuat. Sekilas Gama melirik Haru dan Tata, kemudian beralih lagi kearah Kanna yang masih senyum senyum di pinggir lapangan sana.
"Malu-maluin," Gama langsung memantulkan bolanya kasar, lalu menghampiri Kanna dengan wajah marah.
"Gamaa! Tebak Kanna bawa apa?!" Kanna menaikan kotak makannya, meminta Gama untuk menebak namun Gama malah menarik Kanna menjauh dari lapangan agar Haru dan Tata tidak menguping.
"Gak usah sok kenal," cetus Gama melotot ngeri.
"Lah, kan emang kenal, Gam?"
"Apalagi kalau ada temen-temen gue," tambah Gama tidak main-main.
"Malu, ya, Gam?" Kanna bersuara pelan.
"Banget asal lo tau," Gama betkata tanpa memikirkan perasaan Kanna. Ya itu lah Gama, mana pernah memikirkan perasaan Kanna.
"Maaf, ya, Gam. Besok Kanna akan lebih malu-maluin lagi deh," ucap Kanna, sontak mendapat sorotan tajam dari Gama.
"Gila, nih, cewek," Gama geleng-geleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME?
Teen FictionKanna Alaska. Di asingkan oleh keluarganya sendiri. Ibunya, Karin, mengabaikan Kanna seolah Kanna tak ada dalam hidupnya. Kanna punya kembaran, dimana kembarannya diperlakukan sangat baik oleh sang ibu namun dirinya tak pernah menerima perilakuan b...