2. Kanna, Gama, dan Perjodohan.

1.1K 87 17
                                    

Kanna membuntuti Gama sudah hampir setengah jam. Cewek itu benar benar membuat Gama muak setengah mati. Ada rasa ingin mematahkan kaki Kanna supaya dia tetep diam dan tidak membuntutinya lagi.

"Lo bisa pergi gak?" usir Gama saat dirinya berhenti di tengah koridor dan berbalik badan menatap Kanna yang tengah mendongak menatapnya dengan wajah polos.

"Gak bisa." Jawab Kanna bulat.

"Pergi."

"Gak bisa, Gama."

"Pergi."

"Kenapa harus pergi, Gama?"

"Ya kenapa juga lo harus ngikutin gue!" Gama kesal. Cewek ini benar benar bikin naik darah.

"Kan tadi Kanna bilang, Kanna mau ngomong sama Gama perihal perjodohan kita," Kanna menjelaskan dengan sangat lembut.

"Setres ni cewek," Gama mengeleng setelah itu melanjutkan jalannya.

Ditengah tengah perjalanan, Gama mendadak berhenti. Otomatis Kanna menabrak bahu besar milik Gama. Sontak sang pemilik bahu langsung naik pitam.

"EHHHH STOPP JANGAN MARAHIN KANNA DULU! SUMPAH KANNA GAK SENGAJA! Lagian Gama berhenti gak bilang bilang!" Kanna sudah ketakutan. Takut dimarahi. Wajah cewek itu bisa terbilang lucu. Namun di mata Gama, itu sangat menyebalkan.

"Lo caper amat jadi cewek," ungkap Gama.

"Ih caper di mananya atuh A Gama?" tanya Kanna merasa tidak ada yang caper.

"Berhenti manggil gue A Gama. Najis tau gak?"

"A Gama A Gama A Gama," Kanna malah sengaja.

Gama menarik napas panjang. Sudah lelah, letih, lesu, lunglay.

"Tenang dulu, Gam. Tadi cuma bercanda," Kanna nyengir. "Serius nanya ini mah capernya di mana?"

"Cewek ngikutin cowok kemana mana itu aja udah caper," jelas Gama sangat menekan.

"Oh itu. Mungkin iya kali ya? Tapi, 'kan Kanna gak merasa caper, Gam. Kanna cuma mau bicara sama Gama. Itu aja," jelas Kanna.

Gama menepuk jidatnya pusing. Ini cewek beneran polos atau emang bego sih? Atau cuma pura pura polos biar daper perhatian Gama?

"Bodomat jing!" Gama mengumpat. Setelah itu pergi ninggalin Kanna yang masih garuk garuk kepala. "Ikutin gue lagi awas lo. 1 sekolah musuhin lo!" ancam Gama sukses membuat Kanna memasang wajah takut. Serem ah mainnya anceman.

***

Suasana kelas sedang ramai-ramainya karena nilai ulangan matematika baru saja dibagikan. Nilainya hampir gak ada yang bagus. Kecuali 1 orang. Siapa lagi kalau bukan Kanna Alaska. Kalau kata Hera, Kanna si cewek gila yang gak pernah gagal dapet nilai.

"Demi apa, sih, lo dapet 100? Ini MTK anjir? Mtk, Kar, Mtk! Jangan bilang otak lo kalo gue bedah isinya kalkulator sama rumus rumus?" Hera menatap Kanna tabjuk. Memang sudah sering seperti ini. Tapi Hera masih aja tidak percaya punya teman sepintar Kanna.

"Serem, Her, kalo dibedah," jawab Kanna santai. Cewek itu malah sembarangan menggeletakan selembar nilainya di meja.

"Demi apa, sih, lo naro nilai sebagus ini sembarangan? Sumpah dah kalo gue, mah, udah gue laminating terus gue pajang di depan rumah biar tetangga gue tau kalo gue dapet nilai 100! Terus emak gue gak ngebandingin gue lagi deh, tuh, sama anak tetangga," Hera benar benar heboh sendiri.

Sedangkan Kanna tidak peduli. Lagi pula, mau nilainya 1000 pun Kanna tidak akan pernah dapet pujian dari sang mamah.

"Biasa aja, Her. Mamahku aja gak pernah seheboh kamu," kata Kanna membuat bibir Hera melengkung ke bawah.

WHY NOT ME? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang