Gama tampak diam saja disaat Haru dan Tata tertawa ngakak. Mereka sedang menceritakan cewek cewek cantik yang pernah mereka pdktin namun setelah itu mereka ghosting.
Dulu Haru adalah mantan playboy. Deketin cewek lebih dari 1 setelah itu dia tinggalin tanpa alasan. Tapi tenang aja, sekarang Haru susah memilih jalan yang lurus. Karena sekarang cintanya Haru hanya untuk seorang saja. Beda hal dengan Tata. Tata masih tetap berada dijalan sesat. Padahal sudah berkali kali dilabrak cewek atau bahkan ditampar cewek karena ketahuan cuma dimainin doang.
"Sumpah dah gue inget banget ekspresi, tuh, cewek pas gue bilang sayang ke dia. Dianya salting anjir, padahal kita belom pacaran," tawa Tata ngakak.
"Parah, Ta. Parah, sih, kalo kata gue. Lagian cewek kenapa, sih, anjir? Bisa bisanya salting dipanggil sayang tanpa status pacaran," Haru geleng geleng tak habis pikir. "Padahal, 'kan bisa aja, tuh, cowok cuma ngomong sayang padahal aslinya gak sayang," tambah Haru lagi.
"Cewek gak salah, Ru. Emang cowoknya aja yang bajingan," ujar Tata.
"Bagus lo sadar diri," sahut Haru. "Tobat lo bego jangan jadi bajingan mulu," tambah Haru memberi wejangan.
Tata geleng geleng tidak mau, "gak bisa gak bisa. Kalo gue tobat nanti siapa yang bikin cewek cewek Sma Bayangkara nangis?"
"Bukan nangis njing. Yang ada malah pada ngamuk! Tiap hari ada aja yang dateng ke kelas cuma buat nampar lo," sahut Haru membenarkan. Cowok itu sampai hapal setiap kali ada cewek yang mencari Tata, pasti cewek itu mau ngapa ngapain Tata. Entah itu melabrak, nampar, atau nyiram Tata pakai air minum.
Tiba tiba Gama berdiri. Cowok itu meninggalkan obrolan Tata dan Haru. Biasanya Gama menjadi penyimak, namun kali ini Gama tidak tertarik sama sekali dengan obrolan teman temannya itu. Dia memilih pergi.
"Kenapa, tuh, temen lo?" Haru melirik Tata, bingung.
"Gak mood kali dia," jawab Tata juga gak tau Gama kenapa.
"Dia gak mood tiap hari kayanya," kata Haru, merasa belakangan ini Gama sering kehilangan moodnya. Apalagi belakangan ini Gama lebih banyak diam. Walaupun aslinya memang dia suka diam saja, tapi kali ini beda. Diamnya bener bener tambah berkali kali lipat.
Gak lama dari kepergian Gama, Kanna datang menghampiri Tata dan Haru yang tengah duduk dikantin. Mereka duduk diwarung teteh. Biasanya anak anak Bayangkara menyebutnya WARTEH.
"HAI TEMENNYA GAMA!" Kanna melambaikan tangan sambil senyum gigi. Pokoknya definisi ceria itu ada di Kanna.
"Ohh namanya Tata ama Haru," ucap Kanna setelah melihat name tag keduanya.
Tanpa disuruh cewek itu langsung duduk dikursi yang terletak di depan Tata dan Haru.
"Hmm, Gamanya mana, ya?" Kanna melirik setiap sudut kantin. Namun sayang, Gama tidak ada diantara belasan orang di sana.
"Ta, inget, Ta, dia punya temen lo," bisik Haru sudah curiga dengan tatapan Tata yang sejak awal sangat tergiur dengan Kanna. "Punya Gama, Ta. Ayo, Ta, Sadar. Aing mah masih pengen lo hidup," tambah Haru mengingatkan.
Tata mengedipan matanya berkali kali. Berusaha sadar, karena secantik apapun Kanna dan segemes apapun cewek di depannya ini. Dia gak punya hak untuk naksir. Karena Gama adalah pawang yang menakutkan.
"Ka-Kanna cari Gama, ya?" Tata sedikit gugup, cowok itu segera meneguk minumnya. Tenggorokannya mendadak kering saat bicara dengan Kanna. Emang tau aja kalo sama yang cakep!
"Iya, Gamanya kemana, ya? Kanna cariin dari tadi gak nemu nemu," Kanna menunjukan ekspresi kecewa, yang dimata Haru dan Tata itu sangat mengemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME?
Teen FictionKanna Alaska. Di asingkan oleh keluarganya sendiri. Ibunya, Karin, mengabaikan Kanna seolah Kanna tak ada dalam hidupnya. Kanna punya kembaran, dimana kembarannya diperlakukan sangat baik oleh sang ibu namun dirinya tak pernah menerima perilakuan b...