Karin menunggu Kanna didepan pintu. Jam menunggukan pukul 9 malam. Kanna baru saja pulang dari rumah Hera, namun Kanna lupa mengabari Karin karena hapenya memang sengaja dia tinggal dirumah. Kanna membuka pintu dengan hati hati, berharap Karin tidak memergoki, namun harapan itu sirna ketika mata Kanna mendapatkan sosok Karin tengah berdiri di depannya dengan raut wajah yang menakutkan.
"Apa pantas anak perempuan baru pulang jam segini?" Karin langsung melontarkan pertanyaan pedasnya.
"Maaf, Mah, tadi Kanna bantuin Hera belajar materi yang belum Hera pahami. Terus pas mau pulang abang ojolnya gak ada yang mau ambil orderan Kanna. Makannya Kanna agak telat pulangnya," Kanna menunduk takut.
"Saya gak peduli. Saya malu sama tetangga tau gak? Kamu itu anak perempuan. Sama sekali gak pantes kalo jam segini baru sampe rumah. Apalagi masih pake baju sekolah!" Karin menggertak, membuat ruangan besar ini diisi oleh suaranya yang terdengar keras.
"Apalagi kalau sampai ayah Gama tau perempuan yang dijodohkan dengan anaknya baru pulang jam 9 malam. Apa yang akan dia pikirkan, Kanna? Bagaimana kalo ayah Gama memutuskan perjodohan kamu sama Gama gara gara kelakuan kamu yang persis seperti anak tidak diurus!"
"Emang," sahut Kanna menatap mata Karin. "Emang Kanna gak pernah diurus. Emang Mamah gak pernah ngurusin Kanna. Biar aja, biar aja ayah Gama tau kalau aku ini anak perempuan yang terlupakan dan gak pernah diurus sama Mamahnya. Bagus, 'kan? Sekalian putusin perjodohan Kanna sama Gama. Emang itu yang Kanna sama Gama mau," Kanna lepas kendali.
PLAK!
"Gak sopan kamu. Saya gak pernah ngajarin kamu buat teriak sama orang tua kamu sendiri," Karin menampar Kanna. Untuk pertama kalinya, Karin bermain tangan dengan Kanna.
Kanna memegang pipinya, kaget dengan perlakuan Karin "Sakit, Mah, tapi hati Kanna jauh lebih sakit," Kanna memejamkan matanya, merasakan sensasi perih diarea pipinya yang baru saja kena tamparan.
"Iya, Mamah emang gak pernah ngajarin Kanna hal itu. Bahkan semua hal Mamah gak pernah ajarin ke Kanna. Setiap hari yang Mamah lakuin buat Kanna cuma diam diam dan diam! Bahkan disaat Kanna bertanya sama Mamah, Mamah masih diam. Terus Kanna harus belajar dari siapa, Mah? Kanna bingung, sebenernya Kanna itu siapa di sini," ujar Kanna berhasil meneteskan air mata.
Sedangkan Karin terdiam di tempatnya. Karin tidak sanggup untuk membalas Kanna, bahkan dia tidak punya kata kata lagi untuk dikeluarkan. Sebab apa yang keluar dari mulut Kanna adalah benar. Semuanya benar.
Karra menghampiri Kanna dan mamahnya. Tidurnya terganggu karena keributan yang sedang terjadi.
"Mah, ini ada apa, sih, malem malem malah pada berantem?"
"Loh, Kak Kanna kenapa?" Karra ingin menyentuh pipi Kanna namun cewek itu menepisnya kasar, "Pipi Kak Kanna kenapa?" tanya Karra menyadari pipi Kanna sedikit membiru.
Tidak ada yang menjawab Karra. Keduanya memilih tetap diam.
"Mah? Bisa gak gausah main tangan sama Kak Kanna? Kak Kanna juga, jangan pulang malem terus biar gak dimarahin Mamah. Emangnya gak capek, ya, berantem terus setiap jam segini?"
"Gak usah bacot. Lo cuma perlu nikmatin hidup. Gak kaya gue yang susah banget buat bertahan hidup dirumah ini," tegas Kanna meninggalkan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME?
Teen FictionKanna Alaska. Di asingkan oleh keluarganya sendiri. Ibunya, Karin, mengabaikan Kanna seolah Kanna tak ada dalam hidupnya. Kanna punya kembaran, dimana kembarannya diperlakukan sangat baik oleh sang ibu namun dirinya tak pernah menerima perilakuan b...