Siang ini Kanna sudah siap siap menunggu Gama diparkiran sekolah. Kanna ingin pulang bareng Gama seperti yang dia buat dipersyaratan.
Sebenarnya alasan Kanna memberikan 3 syarat itu karena Kanna ingin mendekatkan diri pada Gama. Dia ingin mencoba suka sama Gama, dan mencoba membuat Gama menyukainya juga. Siapa tau, ya, kan, tiba tiba Kanna dan Gama cinlok.
Setelah hampir 5 menit Kanna menunggu akhirnya Gama datang. Dengan almamater merah cowok itu menyugar rambutnya kebelakang. Sinar matahari pun seakan tau kalau Gama memang seganteng itu, sampai sampai sinar matahari menyorotnya tepat sasaran. Aura cogan seolah memang sudah diciptakan untuknya.
"MasyaAllah Tabarakalla," Kanna melongo mendapatkan Gama berdiri tepat di depannya.
"Astagfirullah," Gama menyahuti Kanna.
"Ih, Gama! Emang Kanna seserem itu?" Kanna menabok enteng bahu Gama.
"Hantu kalah pamor ama lo," jawab Gama kejam, "minggir," ujarnya lagi.
"Kan Gama bisa lewat samping? Kanna lagi males gerak! Soalnya lagi haid, gerak dikit serrrrrr," jelas Kanna polos.
Gama mengidik ngeri, tidak paham juga apa yang dimaksud Kanna. Ya, karena hanya cewek saja yang paham.
"Minggir. Motor gue dibelakang lo," cetus Gama sambil menyingkirkan Kanna dengan cara menarik lengan baju Kanna.
"Eh ehh! Santai dong, Gam! Mana pegangnya seragam bukan pegang lengan Kanna aja! Emang sejijik itu, ya, sama Kanna," cerocos Kanna tidak terima Gama sebegitunya.
"Lo najis buat gue," sebut Gama sembari mengeluarkan motornya.
Setelah motor Gama keluar, Kanna segera naik ke atas motor Gama, namun sebelum itu Gama menghentikan Kanna terlebih dahulu.
"Siapa suruh naik?" kata Gama dingin.
"Gak ada yang suruh."
"Terus ngapain naik?"
"Ya pengen pulang lah, Gama! Lupa ya ama 3 persyaratan yang Kanna bikin?!"
"Gak."
"Yaudah kalo gitu Kanna naik. Kita pulang bareng, ya? Soalnya uang Kanna sengaja Kanna habisin tadi," Kanna memohon karena memang Kanna sok soan traktir Hera pakai ongkos pulang.
"Bisa nyetir, 'kan?" tanya Gama mulai mencurigakan.
Aduh perasaan Kanna gak enak nih!
"Gak bisa."
"Lo bisa nyetir motor," kukuh Gama.
"Ngaco deh Gama. Orang Kanna gak bisa."
"Gue pernah liat lo bawa motor depan komplek," ungkap Gama membuat Kanna pasrah.
"Ya terus kenapa kalo Kanna bisa naik motor?" Kanna menghela nafas lelah.
Bukannya menjawab Gama malah turun dari motornya. "Cepet naik," suruh Gama menunjuk jok depan.
"Aigo! Impossible," Kanna geleng geleng, "gak mungkin,kan Gama suruh Kanna yang bawa motornya?" Kanna masih berusaha tidak yakin.
"Jok motor belakang gue itu buat calon istri gue. Cewek lain gak boleh duduk disini, apalagi lo," tekan Gama.
Kanna ingin berteriak kencang. Mengatakan kata kata kasar didepan wajah Gama. Namun itu semua dia urungkan dan lebih memilih menuruti kemauan aneh Gama.
Dengan berat hati Kanna duduk sebagai pengendara motor. Gama benar benar duduk dibelakang sebagai penumpang. Cowok aneh!
"Ke toko buku dulu," kata Gama.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME?
Fiksi RemajaKanna Alaska. Di asingkan oleh keluarganya sendiri. Ibunya, Karin, mengabaikan Kanna seolah Kanna tak ada dalam hidupnya. Kanna punya kembaran, dimana kembarannya diperlakukan sangat baik oleh sang ibu namun dirinya tak pernah menerima perilakuan b...