39. "Kanna gapapa kan?"

540 39 6
                                    

Karin keluar dari ruangan dokter. Wajah yang begitu kusut, kalut, panik, sedih, takut. Semuanya menyatu pada wajah pucat milik Karin. Wanita paruh baya itu baru saja selesai menemui Dokter yang menangani putrinya, Kanna.

"Gimana hasilnya Tan? Kata dokter apa? Kanna baik-baik aja kan?" Gama dengan begitu antusias menghampiri Karin, Gama sangat ingin tau keadaan Kanna setelah dilakukan kemo.

Karin menarik nafas dalam. Lalu dengan lemah dia memeluk Gama, menumpahkan air mata pada laki-laki berbadan kekar itu.

Mendapat hal itu Gama langsung paham, cowok itu dengan perasaan sesak mengusap punggung Karin.

"Kanna gak baik-baik aja Gam," lirih Karin sesak.

"Tante harus tenang ya. Sabar, Tuhan pasti kasih jalan terbaik buat Kanna," ucap Gama seraya memejamkan mata. Dia juga lemah jika keadaanya seperti ini.

"Dokter bilang tubuh Kanna udah gak nerima pengobatan apapun. Kanna udah gak punya banyak waktu lagi Gama," Karin terisak detik itu juga.

Dadanya sesak. Kedua kakinya melemas, untuk berdiri saja rasanya sudah sangat lemah.

"Waktu Kanna untuk hidup bukan ditangan Dokter Tante, tapi ditangan Tuhan. Kita berdoa semoga Tuhan memberi waktu untuk Kanna hidup lebih lama lagi ya?" ujar Gama berusaha sangat tegar, meski kenyataan dia juga sangat terpukul.

Setelah mengatahui keadaan Kanna, Karin langsung lemas dan memutuskan untuk terbaring dirumah. Dia juga meminta Gama untuk menemani Kanna, membuatnya bahagia dan menutupi kenyataan bahwa hidupnya gak akan lama lagi. 

Gama pun masuk ke dalam ruangan Kanna. Melihat perempuan berwajah pucat itu tidur dengan lelap membuat jantung Gama berdatak hebat, Gama takut, jika nanti Kanna gak akan bangun lagi. 

"Gam, kenapa diem didepan pintu? Kanna tau loh Gama udah masuk," suara Kanna yang ternyata sadar akan kehadiran Gama.

Cewek itu langsung membuka mata dan bangun dari posisi tidurnya. Kanna tak benar benar tidur ternyata.

"Kata Dokter Apa Gam?" tanya Kanna diakhiri dengan senyum tipis.

"Kamu baik-baik aja Ka. Oiya hari ini kamu mau ngapain? Mau baca buku ditaman? Atau jalan jalan ke lantai paling atas?" tanya Gama berusaha mengalihkan pembicaraan.

Kanna sadar akan hal itu. Namun Kanna tetap mengikuti percakapan Gama.

"Kanna mau keluar rumah sakit boleh? Maksud Kanna, Kanna mau pergi ke makamnya Mama Gama. Mau kasih piala bareng-bareng ke sana," pinta Kanna.

Jelas Gama menolaknya.

"Gak bisa dong Ka, nanti aja kalo kamu udah sembuh, ya? Kalau sekarang mah belum boleh, kan Kanna nya masih sakit," tolak Gama halus.

Tapi Kanna tetap kekeh ingin pergi ke makam alharhumah Mama Gama.

"Kata Gama Kanna udah baik-baik aja. Masa cuma pergi sebentar aja gak boleh sih," kata Kanna memicingkan matanya.

"Ka, tapi gak ke luar wilayah rumah sakit juga dong. Apalagi ini makam nyokap gue, lumayan jauh dan lo belom boleh pergi jauh-jauh," kekeh Gama. 

"Kenapa sih gak boleh jauh jauh? Lagian setelah itu Kanna bakalan pergi lebih jauh dari ini kan?"

"Ka!"

"Kenapa Gam? Kenapa gak boleh? Kanna mau impian Gama terwujud. Gama mau kita kasih piala itu bareng bareng kan?" Kanna tetap bersih keras ingin pergi ke makam mamanya Gama. 

Namun lagi-lagi Gama menggeleng tidak setuju.

"Gama gak sayang sama Kanna," ujar Kanna.

"Justru karna gue sayang sama lo Ka! Makanya gue gak mau lo pergi!"

WHY NOT ME? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang