31. Pondasinya adalah Kebohongan

640 40 6
                                    


Ini adalah hari yang membahagiakan untuk semua orang yang menginginkan pertunangan Kanna dan Gama. Semuanya bahagia, mulai dari Kanna, Gama, Karin, Karra, Bagas, serta teman temannya juga ikut serta dalam kebahagiaan ini. 

Mungkin ini adalah momen terpenting untuk mereka yang tidak memiliki banyak waktu lagi di dunia, Karin dan Karra. Mereka adalah orang yang paling merasa bahagia setelah Kanna dan Gama.

Kalau boleh jujur, Karin sangat lega ketika hari ini tiba. Putrinya akan terikat oleh laki laki yang dia percaya akan bisa menjaga putrinya. Karena mungkin saja setelah ini Tuhan memanggilnya kan? Dan ketika dia dipanggil, dia sudah siap meninggalkan putrinya dengan orang yang dia percaya.

"Aduh ada yang liat baju Kanna gak yah?di kamar gak ada soalnya," Kanna kewalahan mencari baju dress nya.

Cewek yang sudah dibaluti make up itu terlihat sangat cantik. Meski dalam keadaan panik, wajah cantiknya tidak tertutup sama sekali.

"Loh, bukanya kamu yang simpen? Semalem kan Mama kasih ke Kanna," sahut Karin.

Wanita paruh baya itu  sibuk menaruh berbagai cemilan di meja. Karin sibuk sejak semalam. Mengurus berbagai macam urusan makanan dan lain lain. Padahal Kanna sudah wanti wanti agar mamanya tetap duduk manis.

"Kanna lupa. Semalem ketiduran terus pas bangun bajunya udah gak ada. Ini gak mungkin kan baju nya ilang? Ya kali Kanna tunangan pakai daster," Kanna merengek sedih.

Tidak mungkin di hari yang dia tunggu tunggu dia malah pakai daster. Gak banget dan mustahil.

"Rame rame gini ada apa sih?" Karra datang dengan penampilan yang elegant. Super cantik tidak kalah cantik dengan Kanna. 

"Baju dress Kakak mu loh, Kar. Gak tau ada di mana. Dia lupa taro," jawab Karin. 

"Ya ampun, baju dres yang putih itu? Karra taruh di kamar Karra. Habisnya geletak di depan tv semaleman, yaudah Karra pindahin aja dari pada bajunya kenapa kenapa," ujar Karra.

"Ya ampun elo biang keroknya?! Pusing gue cari cari baju sampe ke ujung arab gak taunya ada di kamar lo. HIIIH!" Kanna gemas. Tenaganya seakan dipermainkan oleh Karra.

Karra nyengir, "hehe maap. Karra gak tau kalau Kak Kanna cari bajunya dari tadi," ujarnya sedikit tidak enak hati.

"Yaudah gue ambil ya. Udah gak sabar mau pake baju mewah. Biar kaya lo. Masa gue yang tunangan lo yang cantik," kata Kanna tidak terima.

Habis Karra cantik banget sih. Kali ini Kanna akui itu.

Di sisi lain, Gama sedang merapihkan rambutnya, ditemani Haru dan Tata juga. Dua cowok itu menginap di rumah Gama. Bukan keinginan keduanya. Tapi ini keinginan Gama sendiri.

"Temen gue udah gede anjir. Udah mau tunangan aja," Tata terharu, namun malah membuat keduanya tertawa karena ekspresinya yang mengesalkan.

"Gausah sedih lo. Ini cuma tunangan bukan nikah!" komen Haru.

"Gam, enak banget dah jadi lo. Dah mau tunangan aja," Tata masih iri dengki.

"Gam, gak rela gue ditinggal tunangan sama lo anjir. Bayangan gue kan kita tunangan bareng bareng. Lo, Gue, Haru, kita tunangannya barengan gitu," Tata beneran sedih kali ini.

"Emang harus banget barengan?" tanya Gama setelah menata rambut.  

"Iya harus. Biar patungan biayanya. Irit gitu," jawab Tata enteng.

"Itu namanya gak modal anj!" Haru mendadak ngegas.

"Lagian kalo nungguin lo mah gak tunangan tunangan yang ada kita. Lo kan kebanyakan cewek jadi bingung mau tunangin yang mana. Nanti lo pilih yang itu yang lainnya ngamuk," Haru menambahkan.

WHY NOT ME? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang