Janji, adalah hal yang harus ditepati.
Gama pernah berjanji akan membantu Kanna mendapatkan hati Karin, Gama sudah menepatinya. Kanna berjanji akan membantu Gama mewujudkan keinginan mamanya, dan Kanna sudah menepatinya dengan memenangkan olimpiade sains kemarin.Janji janji itu sudah berada ditempat yang sesuai. Semuanya sudah ditepati. Tapi, janji Kanna untuk sembuh hari ini? apakah Kanna bisa menepatinya?
Cewek itu serius ketika bilang ingin tunangan dengan Gama secara resmi. Dengan gilanya Gama mengiyakan keinginan Kanna, karena Kanna berjanji akan sembuh setelah bertunangan dengan Gama.
Kanna sudah memakai gaun dres berwarna putih dengan riasan sederhana yang membuat dia tampak begitu cantik, bahkan wajah pucatnya nyaris tak nampak sedikit pun. Kanna tersenyum menatap dirinya sendiri, begitu anggun, begitu segar, tak seperti beberapa hari belakangan ketika dirinya tampak begitu pucat dan berantakan.
Teman-teman Kanna juga sudah hadir di dalam ruangan Kanna saat ini. Masih diruang inap dimana Kanna dirawat, namun dengan suasana yang berbeda karena ruangan ini akan dijadikan tempat pertukaran cincin antara Gama dan Kanna.
Haru, Tata, dan Hera, mereka datang karena Gama dan Kanna mengundangnya. Terutama Hera, Hera wajib hadir karena Kanna lah yang mengundangnya secara langsung lewat telfon. Hera menatap Kanna dengan tatapan terharu, dia tak menyangka, Kanna akan benar-benar bertunangan di kondisinya yang seperti ini.
"Cantik banget, Ka. Bener-bener cantik," puji Hera seraya merapihkan anak rambut Kanna.
"Makasih Hera, Hera juga cantik. Hera gimana kabarnya? Maaf ya Kanna sempet jauhin Hera," kata Kanna, namun Hera tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali.
"Gue baik-baik aja kok, tapi gue sedih karena di kelas gak ada lo. Gak ada lagi yang dapat nilai 100 di semua pelajaran," curhat Hera mengingat kelas begitu sepi tanpa Kanna. Bahkan rasanya Hera sendiri sudah tak punya nyawa dikelas, tanpa Kanna, dia bagaikan mati separuh.
"Kanna pinter karena Kanna belajar banyak dari buku-buku. Nanti Kanna bagi Hera buku-bukunya ya, biar Hera bisa sepintar Kanna juga," kata Kanna sangat ceria.
"Gue gak butuh buku-buku lo Ka. Gue butuhnya lo, gue maunya diajarin sama lo sampai pinter," sahut Hera, sungguh dia menahan sesak ketika mengatakannya.
"Iya nanti Kanna ajarin. Tapi janji gak boleh males?!" ujar Kanna, diangguki Hera dengan mantap.
"Janji! Kanna juga janji sembuh biar bisa jadi gurunya Hera?!"
"Janji sembuh!" Kanna dan Hera saling bersentuhan kelingking, sama sama mengikat janji.
"Gamanya mana ya?" tanya Kanna, karena sudah hampir bosan menunggu Gama yang belum juga sampai.
"Gama dikit lagi sampe Ka. Dia lagi dandan biar ganteng katanya, masa tunangan sama lo penampilannya jelek, kan gak mungkin. Malu dia yang ada," sahut Tata sedikit terkekeh.
Diangguki oleh Kanna," ohh iyaiya. Yaudah Kanna tungguin deh," ujar Kanna dengan senang hati akan menunggu Gama.
"Kanna mau bicara sama Mama dan Karra bentar boleh gak? Sambil nunggu Gama, kalian keluar sebentar gapapa kan? Maaf banget sebelumnya," pinta Kanna, langsung dituruti oleh semuanya tanpa keberatan sedikit pun.
"Oh iya gapapa Ka. Bicara yang banyak sama nyokap lo, kita tunggu diluar sambil nunggu si Gama," sahut Haru, lalu mengajak semuanya untuk keluar dan menyisakan Karin dan Karra.
Kanna yang sudah sangat anggun itu duduk di kasur rumah sakit. Lalu menyuruh Karin dan Karra ikut duduk di sisi kanan dan kirinya.
"Kalian keadaannya gimana? harus lebih baik dari keadaan Kanna dong pastinya," Kanna membuka percakapan, diakhir kalimat tak lupa dia selalu tersenyum seolah hari ini dia sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME?
Teen FictionKanna Alaska. Di asingkan oleh keluarganya sendiri. Ibunya, Karin, mengabaikan Kanna seolah Kanna tak ada dalam hidupnya. Kanna punya kembaran, dimana kembarannya diperlakukan sangat baik oleh sang ibu namun dirinya tak pernah menerima perilakuan b...