Gama berlari membujuk Pak Marsel, guru pembimbing olimpiade sains Gama. Pak Marsel sudah menyampaikan pada Gama, bahwa Gama terpaksa dikeluarkan karena sampai saat ini Gama belum juga menemukan partner untuk olimpiade nanti.
"Pak, Please, Pak, jangan keluarin saya, Pak. Saya janji akan dapetin partner hari ini juga. Janji, Pak!" Gama menarik tangan Pak Marsel, memohon agar guru itu tidak jadi mengeluarkan Gama dari tim olimpiade yang dia impikan.
"Kanna Alaska," ujar Pak Marsel.
Mata Gama menyempit, alisnya menyatu bingung mendengar nama itu. "Maksudnya, Pak?"
"Bapak izinin kamu ikut olimpiade sains asal partner kamu Kanna Alaska," jelas Pak Marsel, sontak membuat Gama terkekeh.
"Bercanda," Gama geleng geleng tidak setuju. "Saya bisa cari yang lain, Pak," Gama masih keras kepala.
"Kanna Alaska atau keluar dari tim olimpiade saya," tegas Pak Marsel.
Pak Marsel gak pernah main main dengan ucapannya. Pak Marsel adalah guru yang tegas dan apapun yang keluar dari mulutnya gak pernah main main. Diam diam Gama menatap kepergian pak marsel dengan kedua tangan yang mengepal kuat.
****
"Anjing!"
"Cewek sial!"
"Tolol!"
Gama berkali kali menendang kaki meja. Dengan sigap Haru menarik Gama menjauh dari benda benda yang bisa jadi sasaran empuk Gama. Itu lah Gama, saat emosinya tidak terkontrol lagi, apapun dan siapapun bisa saja menjadi sasaran empuk untuk melampiaskan amarahnya.
"Lo kenapa, Gam?" Tanya Haru khawatir.
"Gama, istigfar lo, Gam, masih pagi lo main ngamuk ngamuk aja," ujar Tata ngelus dada, cowok itu tidak habis pikir dengan emosi Gama yang selalu gak bisa dikontrol.
"Pak Marsel keluarin gue dari tim olimpiade sains. Gara gara Kanna! Bangsat, tuh, cewek!" Gama sekali lagi ingin menendang kaki meja. Untungnya Haru segera menarik badan Gama.
"Tahan goblok gak usah rusak fasilitas sekolah!" damprat Haru. Jelas Haru sedikit kesal saat Gama dengan enaknya membuat rusak kaki kaki meja kelas, sebab Haru adalah anak donatur terbesar di Sma Bayangkara.
"Kesel gue, Ru! Tuh cewek emang najis tau, gak?!" Gama masih memaki Kanna meski Kanna tidak berada bersama mereka.
"Bentar gue gak paham," ucap Tata, "bukannya Karra yang tiba tiba keluar dari tim? Terus kenapa jadi Kanna yang disalahin? Gak masuk akal," Tata dipenuhi kebingungan, sama halnya dengan Haru.
"Gimana ceritanya, Gam, sampai bisa Kanna yang lo salahin?" tanya Haru hati hati. Haru tau betul bagaimana emosi Gama benar benar tidak bisa dikontrol.
"Gue dikeluarin dari tim, karena gue nolak Kanna sebagai partner gue," Gama masih mengatur napasnya. Cowok itu masih tidak terima.
Haru dan Tata menghela napas pasrah. Kanna gak salah. Gamanya saja yang terlalu gengsi dan keras kepala. Sungguh, Haru dan Tata saja malas dengan Gama jika ceritanya seperti itu.
"Capek gue jing punya temen gengsian," Tata memilih duduk, menenangkan diri sebentar agar tidak emosi karena kelakuan Gama.
Haru menepuk bahu Gama pelan, "dewasa dikit bisa kali, Gam," sang pemilik bahu pun melirik orang yang menyentuh bahunya.
"Maksud?"
"Olimpiade sains itu impian lo dari kelas 10. Sekarang lo dikasih kesempatan buat ikut. Masa iya lo tinggalin impian lo cuma karena lo gak suka sama orang? Lagian Kanna itu orang baik, pinter, cerdas, gue yakin dia bisa bantu lo buat meraih impian lo," jelas Haru, cowok itu masih mengingat betul bagaimana dulu saat kelas 10, Gama sangat ingin menjadi peserta olimpiade sains. Namun tidak pernah ada kesempatan karena otak Gama selalu kalah dengan otak kakak kelasnya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME?
Fiksi RemajaKanna Alaska. Di asingkan oleh keluarganya sendiri. Ibunya, Karin, mengabaikan Kanna seolah Kanna tak ada dalam hidupnya. Kanna punya kembaran, dimana kembarannya diperlakukan sangat baik oleh sang ibu namun dirinya tak pernah menerima perilakuan b...