Cinta pertama, semua orang pasti punya cinta pertama. Cinta pertama seorang cewek adalah ayahnya sendiri, cinta pertama seorang cowok adalah ibunya sendiri.
Tapi cinta pertama yang ini tentang hal yang lain. Bukan tentang Ibu atau Ayah. Ini tentang cinta seorang manusia kepada lawan jenisnya. Tak peduli akhir apa yang terjadi pada cinta pertama itu, yang jelas cinta pertama itu selalu berjalan menyenangkan.
Gama menatap buku diary milik Karra. Cowok itu mengingat kembali kenangan tentang anak kecil yang memberinya buku diary saat dia sedang menangis.
Gama ingat, waktu itu dia sangat terpukul karena ibunya meninggalkan dia untuk selamanya. Gama menangis pedih dibawah pohon besar, dan saat itu seseorang misterius memberinya buku diary. Sampai saat ini buku diary itu masih disimpan rapi oleh Gama.
"Sebenernya siapa pemilik buku ini? Kalo iya itu lo Kar, kenapa gue gak ngerasa patah hati ketika akhirnya lo gak disatukan sama gue?"
Gama duduk di kasur, mengamati buku diary yang dia pegang. Gama Putra Bagaskara, jatuh hati pada sang pemilik buku diary itu.
"Bertahun tahun gue suka sama lo Kar."
"Cuma lo yang gue mau."
"Cuma lo, Karra."
Gama mengusap nama Karra yang berada dibelakang buku diary itu. Nama yang membuat Gama yakin bahwa dialah pemilik buku itu.
"Tapi tiba tiba Kanna dateng di kehidupan gue. Dengan mudahnya dia bikin gue lupa sama segala hal tentang lo."
"Dia bikin gue ngerasa seolah dia adalah cinta pertama gue. Padahal jelas, sebelum ada dia, lo lebih dulu ada dihati gue," Gama bergumam sendiri.
Dia bingung. Hatinya tidak merasa sakit sama sekali ketika cinta pertamanya tak berakhir padanya. Justru Gama malah merasa bahwa cinta pertamanya baru dimulai. Dan Kanna adalah orang yang menjadi cinta pertama Gama.
"GAMAAAA! HELOOOOOW, APAKAH ADA MANUSIA DI DALAM?" Kanna berteriak dari luar sana, membuat Gama tersentak kaget.
"GAMA, DICARIIN MAMAHNYA KANNA TUH. KATANYA MAU NGOMONG PENTING! KAYANYA TENTANG KITA DEH. APA KITA MAU DINIKAHIN YA?!"
Gama hampir tersedak ludah sendiri, Kanna terlalu bersemangat hingga membuat Gama menggelengkan kepalanya.
Gama membuka pintu kamar, nampak seorang cewek yang sedang maskeran wajah. Bisa bisanya Kanna maskeran dirumah Gama.
"Ka, muka lo-"
"Oh ini, Kanna lagi maskeran. Biar muka Kanna mulus kaya pantat bayi. Gama mau ikutan juga?" jawab Kanna, malah menawarkan Gama untuk ikut maskeran.
"Dapet gituan dari mana?" tanya Gama.
"Bawa dari rumah."
"Niat banget."
"Iyalah. Mau cantik itu harus niat. Kalo cuma modal bacot doang mah mana bisa cantik," jawab Kanna tengil.
"Oh mau cantik. Padahal lo udah cantik," ujar Gama. Lalu jalan melewati Kanna.
Kanna yang langsung kena serangan salting itu tidak bisa apa apa lagi. Cuma bisa meleyot.
"Mama lo dimana?" tanya Gama.
Kanna masih salting. Cewek itu masih diam saja seperti batu.
"Oi."
"Hah?" Kanna langsung menoleh kaget.
"Mama lo dimana sayang."
Bukannya sadar, Kanna malah semakin terbang melayang.
"Gama, semoga harimu senin terus," ujar Kanna memegangi dadanya yang berdebar kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME?
Teen FictionKanna Alaska. Di asingkan oleh keluarganya sendiri. Ibunya, Karin, mengabaikan Kanna seolah Kanna tak ada dalam hidupnya. Kanna punya kembaran, dimana kembarannya diperlakukan sangat baik oleh sang ibu namun dirinya tak pernah menerima perilakuan b...