Kanna duduk berdua dengan Karin. Tadi Kanna menghampiri Karin yang sedang berdiri sendiri dibalkon. Cewek itu ragu untuk membuka pembicaraan. Karin yang peka pun akhirnya bersuara untuk Kanna.
"Hai, kenapa belum tidur?"
Kanna terenyuh. Kalimat yang Kanna rindukan. Kalimat itu sungguh keluar dari mulut mamanya malam ini.
Kanna masih terdiam membeku. Dadanya berdebar. Tak terasa setetes air mata turun membasahi pipinya.
"Jangan nangis, waktu untuk nangis udah berakhir." Karin mengusap air mata Kanna lembut.
"Kaya mimpi," ucap Kanna. Masih tidak percaya bahwa ini nyata.
"Sayangnya ini nyata Ka," ujar Karin menyelipkan anak rambut Kanna yang berantakan pada telinga putrinya itu.
"Kok bisa," Kanna masih belum sepenuhnya percaya. Ini terlalu mengagetkan, tetapi membuatnya besyukur sejuta juta kali.
"Bisa. Karena Kanna sudah membuat Gama jatuh cinta sama Kanna," ucap Karin.
Kanna meneguk salivanya perlahan. Cewek itu menatap mamanya lekat. Menatap detail wajah Karin yang sudah lama tidak pernah nampak begitu dekat seperti sekarang. Kanna ingin sekali menyentuh wajah Karin. Namun, dia tidak punya keberanian. Mungkin dia akan menangis kejar jika hal itu terjadi.
"I miss you, Mah," ucap Kanna dengan suara serak.
Karin menahan air matanya. Tenggorokan sakit karena menahan tangis. Dia tidak boleh terlihat begitu tulus. Dia masih punya batas yang tidak boleh dilewati.
"Ini aneh. Tapi meski Kanna merasa ini adalah sesuatu yang aneh. Kanna tetep bahagia. Karena Mama akhirnya bisa menatap Kanna lagi," ujar Kanna.
Persetan dengan keanehan yang telintas diotaknya. Kenapa Mamanya tiba tiba jadi berubah? Kenapa orang yang dulu sangat dingin bisa berubah semendadak itu menjadi hangat? Semua itu terlintas dalam pikiran Kanna. Tetapi Kanna menepisnya. Dia tidak peduli. Karena Karin bisa menatapnya lagi sudah cukup bahagia dan dia tidak ingin memikirkan hal lainnya.
"Boleh Kanna pegang tangan Mama?" tanya Kanna.
Karin mengangguk, Kanna langsung mengambil kedua tangan Karin. Menggengamnya erat. Merasakan sensasi hangat dalam dirinya ketika dia memegang tangan orang yang sudah lama dia inginkan.
"Kenapa tangan Mama dingin?" tanya Kanna. Membuat Karin terdiam dan langsung melepaskan genggamannya.
"Di sini terlalu dingin. Apalagi sekarang sudah malam. Saya gak kuat dengan udara malam," Karin beralasan. Wanita paruhbaya itu memeluk dirinya sendiri. Sejujurnya, dia sedang merasakan dingin disekujur tubuhnya.
"Kita masuk ke dalam kalau gitu. Maaf bikin Mama harus kedinginan karena nyamperin Kanna ke sini," Kanna mengajak mamanya masuk. Memegang kedua bahu Karin, Menuntunya ke dalam.
Karin terharu. Ternyata begini rasanya diperhatikan putri tertuanya. Sangat nyaman. Pikir Karin.
Malam itu hubungan mereka membaik. Meski canggung, tapi mereka sama sama merasakan kehangatan yang lama sudah tidak mereka rasakan.
***
"APA? TUNANGAN?!" Hera melotot kaget.
Kanna menceritakan semuanya pada Kanna. Cewek itu bermaksud ingin pamer. Ya tentu saja ingin membuat Hera iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY NOT ME?
Teen FictionKanna Alaska. Di asingkan oleh keluarganya sendiri. Ibunya, Karin, mengabaikan Kanna seolah Kanna tak ada dalam hidupnya. Kanna punya kembaran, dimana kembarannya diperlakukan sangat baik oleh sang ibu namun dirinya tak pernah menerima perilakuan b...