24. Pilihan Gama

672 59 3
                                    

"Anjing!"

Gama menggebrak lemarinya dengan tangan yang mengepal kuat.

"Kenapa jadi gue yang kebebanan gini?!" Gertak Gama, sangat prustasi sebab dia harus mempertimbangkan permintaan Karra kemarin.

Rahasiain ini dari Kak Kanna. Dan tolong jangan sakitin hati Kak Kanna terus. Kak Kanna orang baik, kalo aja Gama mau coba nerima Kak Kanna. Bukan cuma Kak Kanna yang bakalan seneng. Karra sama Mama juga bakal ikutan seneng, Gam.

Demi Karra.

Demi Karra.

"AKHHK!"

"Orang baik?" tanya Gama pada diri sendiri, "orang baik mana yang dibohongin dengan kebohongan sebesar ini?! Gila. Lama lama gue yang gila disini!" lagi lagi Gama meninju lemari kayu miliknya, beberapa detik kemudian meringis kesakitan.

"GAMAAA! GAMA LAGI MALU?" teriak Kanna,  penasaran kenapa dari tadi dia mendengar suara keras dari kamar Gama.

Gama membuka pintu kamarnya, "siapa yang malu?" tanya Gama menyatukan alisnya, sedikit kesal karena diganggu.

"Gama lah. Itu kan Kanna denger ada suara getok getok kayu gitu. Kirain Gama lagi malu," jelas Kanna.

"Malu kok getok getok kayu?" Gama heran.

"Ya emang. Namanya juga malu, pasti getok kayu kalo gak tembok."

"Dih?"

"Kalo gak percaya tanya aja sama tukang kuli bangunan," kata Kanna sebelum pergi.

"ITU MEMALU NJING!" damprat Gama, baru paham. Bisa bisanya dia dibuat mikir oleh cewek prik. Pikir Gama.

"Cewek prik udah gak galau?" gumam Gama sendirian, sadar Kanna sudah kembali seperti biasa lagi. Padahal tadi dia sempat berdiam diri karena insiden saat Gama ingin membawanya pada Karin dan Karra, "cepet juga berubahnya," tambah Gama tabjuk.

Itu lah Kanna. Cepat berubah suasana hatinya. Pagi tadi bisa saja dia terlihat sedih, tapi siangnya Kanna juga bisa terlihat sudah baik baik aja, atau malah lebih ceria dari biasanya. Sebenarnya bukan karena dia sudah beneran baik. Itu hanya karena Kanna pandai bermain topeng.

"Gama Gama Gama!" panggil Kanna saat Gama keluar dari kamar.

"Gam Gam Gam," panggil Kanna lagi.

Gama berdecak, "apa?" sahutnya dingin dan jutek.

"Anterin Kanna beli eskrim yu? Soalnya ada kedai eskrim baru tuh didepan komplek kita," ajak Kanna.

"Gak," tolak Gama. Lalu duduk di sofa depan tv.

"Gama ayo lah! Sekali aja bikin Kanna happy. Itung itung Gama bikin Kanna seneng karena tadi Gama udah bikin moodnya Kanna turun," Kanna memelas, duduk disamping Gama. Mata cewek itu berkedip kedip seolah membujuk Gama. Padahal Gama sama sekali tidak terbujuk hanya dengan kedipan mata.

"Gama, ayo napa!" Kanna maksa.

"Muka lo gak usah sok imut. Geli gue," ketus Gama.

"Tapi emang udah imut dari sananya, Gam," sahut Kanna pede.

"Dih, pede lo begitu?" lirik Gama sinis.

"Pede dong! Udah ah ayok kita beli eskrim! Kanna tuh pengen bikin mood Kanna naik gitu. Biar moodnya jadi baik, biar bisa ngomong banyak, biar semangat hidup gitu, Gam," jelas Kanna panjang.

Gama mengeleng kepala heran. "Terus sekarang lo gak banyak omong?"

"Belum. Ini baru seperapat bacotnya."

WHY NOT ME? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang