10 | BAD SHADOW

183K 21.8K 13.7K
                                    

• VOTE DAN COMMENT GENGS •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• VOTE DAN COMMENT GENGS

[ RAMEINSSS PARAGRAF NYA YUPS ]




------

      Hal pertama yang sangat Sheila hindari nanti ialah bila Javas mengetahui Sheila masih bisa-bisanya pulang ke rumah mereka. Apakah Sheila bercanda? Javas sudah melihat sendiri tadi pagi bagaimana kejam adiknya itu menyiksa Sheila sampai matanya membengkak sembab pertanda tidak henti menangis. Dan jika sampai Sheila ketahuan pulang, apa Javas tidak kecewa? Javas sudah menolongnya untuk pergi dari kehidupan Gama namun malah Sheila sendiri yang balik ke lelaki itu lagi.

      Setidaknya itulah yang Sheila pikirkan sedari tadi di dalam perjalanan. Dan ulah ancaman dari Gama dengan tenggat waktu matahari terbenam, Javas juga bilang dia akan menjemput pukul 7 malam, akhirnya Sheila memutuskan lebih baik untuk tidak membeli susu saja hari ini. Masih banyak hari lain dari pada harus tidak aman oleh kedua saudara tirinya itu.

      Sampai akhirnya mereka memasuki pekarangan rumah megah Tuan William. Angela mematikan mesin mobilnya, dan Sheila yang membuka sabuk pengaman untuk keluar.

      "Shei, kita nunggu di mobil. Good luck." pesan Angela padanya. Dia dan Mona terpaksa harus menunggu di mobil dulu daripada nanti ketika masuk Gama malah marah pada mereka yang ikut campur urusan keduanya.

      "Ya ampun, aku takut." Sheila gugup, tangannya kedinginan padahal sore ini masih terik.

      "Mon, Angela. Kalo dalam 10 menit aku nggak keluar, periksa aku ke dalam ya."

      "Iya, tenang. Rumah lo kan ada asistennya juga."

      "Hm." Sheila hanya mengangguk ragu-ragu.

      Dia berjalan dengan langkah pincangnya, lalu masuk ke rumah itu tanpa ada DAYA TARIK sedikitpun! Rumah yang begitu besar, elegan, megah bak istana ini sama sekali tidak menggiurkan Sheila untuk masuk ke dalamnya. Bahkan, mengingat teras ini, lantai halaman, gerbang mampu membuat Sheila trauma saja rasanya.

      Dia datang seakan menyerahkan diri kepada seekor harimau dengan bodohnya. Atau mungkin, berpasrah menjual diri nya kepada Om-om penuntut hutang keluarganya? Seperti itu lah kira nya.

      Tuhan, tolong limpahkan rasa muak Gama pada Sheila sebanyak mungkin. Bahkan sampai Sheila di bully habis-habisan, di usir dari rumah, di katai jalang dan binatang sekalipun, Sheila lebih memilih itu.

      Sheila menyentuh gagang pintu, kemudian mendorongnya dengan membaca berbagai lafadz dalam batinnya. Paling tidak, dia berdo'a lelaki itu dalam keadaan mood baik yang mau membiarkan Sheila pergi lagi nanti.

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang