36 | CONTRAVENTION

116K 16.1K 21.8K
                                    

VOTE & COMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE & COMMENT

RAMEINSS GENGS

-----

     Sheila membuka matanya perlahan dan semua terasa gelap. Selang beberapa detik dia menstabilkan pemandangannya lalu alisnya bertaut merasa sedikit pusing di kepalanya. Dia sepertinya akan segera demam.

     "Hei.."

     Tubuh Sheila tersentak saat merasakan jemari seseorang mengusap pipinya perlahan. Saat menyadari itu suara siapa, Sheila tanpa mau menoleh dan jantungnya lagi-lagi berdegup panik. Sekelebat ingatannya kembali. Dia jatuh pingsan saat menemui lelaki ini di kamarnya dan sekarang dia masih bersama Sheila. Mau apa lagi Gama datang kesini?

     Sheila memalingkan wajahnya dan sedikit menjauhkan tubuh dari lelaki itu. Dia sedang tidak ingin berbicara satu katapun dengan Gama lagi.

     Gama menatap jarinya yang sudah menganggur sekarang dan berakhir menurunkan lagi tangannya.

     Di lihatnya Sheila malam ini terasa berbeda, tampak seperti gadis itu marah besar padanya dan Gamapun tahu sebab dari ini semua.

     "Shei.." panggil nya pelan. Begitu tangan Gama menyentuh bahunya Sheila langsung membalikkan tubuh ke samping. Membelakangi Gama saat ini.

     Air mata gadis itu mengalir lagi tanpa ia minta. Punggungnya bergetar membuktikan dia sangat sakit hidup terus-terusan di bawah kekuasaan Gamaliel. Dia rasanya tidak ingin di ganggu lagi dan bisa bebas dari laki-laki itu!

     Gama yang dari tadi duduk di sebelahnya sekarang merundukkan tubuh, dia memeluk bahu Sheila lalu mengecup kepalanya sekilas. "Shei.. I'm so sorry." bisik nya lembut. Dapat dia rasakan punggung Sheila makin bergetar di pelukannya menahan tangis yang tak pernah sudah dari tadi.

     Dan baru kali ini Gama rasanya sakit melihat penderitaan Sheila. Baru kali ini dia kasihan dan merasa bersalah besar terhadap apa yang ia lakukan pada Sheila tadi. "Sheila.." panggilnya serak. Tersirat rasa takut yang tak tahu ketakutannya terhadap apa. Perasaannya memburuk jika sampai Sheila besok benar-benar menghilang dari nya.

     "Pergi." hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Sheila akhirnya. Dan itu pun tidak di gubris oleh lelaki itu.

     Gama makin mengeratkan pelukannya agar amarah Sheila bisa segera reda dan mau memaafkannya.

     "Aku bilang, pergi."

     "No,"

     Sheila langsung memberontakkan tubuhnya agar terlepas. "Gamaliel, pergi dari sini!!!"

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang