28 | CONFESSION

175K 23K 25.2K
                                    

• VOTE DAN COMMENT GENGS •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• VOTE DAN COMMENT GENGS

[ RAMEINSSS PARAGRAF NYA YUPS ]




ramein paragraf nya biar cepet tembusin komen di bawah nanti
(*^3^)

-----

     Sheila menatap Gama lama-lama dengan senyuman yang tertahan. Melihat reaksi serius Gama, mata berbinarnya, bibirnya yang sedikit terbuka masih menunggu jawaban Sheila, itu menggemaskan.

     "Shei?" Gama masih memelas meminta di kasihani.

     Dia mendekat pelan dan memeluk pinggang Sheila dari depan, menumpukan dagunya di dada gadis itu dengan alis yang hampir menyatu iba.

     "Hahaha apa sih Kak Gama!" Sheila yang merasa lucu dengan hal itu langsung mengacak-acak rambutnya.

     "Sheila.."

     "Apa Kak Gama Sayang?" ia mengalungkan lengannya di leher lelaki itu.

     "Jawab!!" Gama sudah tidak bisa, dia deg-degan di perlakukan seperti ini sehingga membuatnya makin terdesak untuk mendapatkan jawaban dari Sheila secepatnya.

     "Kalo aku mau, dapet apa? Kalo aku nggak mau, dapet apa?"

     "DAPET APAPUN YANG LO MAU!"

     Sheila menga-nga, waw. Sepertinya inilah keuntungan berpacaran dengan anak sultan yang satu ini.

     "Ya?" tanya Gama lagi.

     Tidak ada tanda-tanda gerakan bibir yang akan terlihat dari gadis itu. Senyumannya bahkan belum pudar dari tadi yang makin membuat Gama makin merasa di beri harapan bahwa Sheila akan menerimanya.

     Sheila menggigit bibir dalamnya, sebenarnya, dia sangat tidak menginginkan ada di posisi saat ini. Sulit di jelaskan.

     "Hitung sampe tiga coba."

     "Satu dua tiga."

     "Iiih cepet banget!!"

     "Satu." Gama mulai serius. Apapun, demi mendapatkan jawaban segera.

     "Dua."

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang