41 | THE PEAK OF EVERYTHING

98.9K 15K 23.4K
                                    

VOTE DAN RAMEINS YA GAIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE DAN RAMEINS YA GAIS

Aku minta kali ini baca part lebih fokus, serius, dan jangan terlalu buru-buru.

Untuk part prolog, banyak yang belum memahami maksud dari setiap kata demi kata yang ada di sana.

Dan di part kali ini mungkin akan lebih bisa memudahkan kalian untuk memecahkan makna-makna yang ada di prolog tersebut.

Happy reading, My Gamaliours!❤

-----

     Betul saja seperti yang terduga tadi pagi itu. Awan mendung yang di deteksikan akan segera hujan, sore ini dia turun dengan derasnya.

     GAMALIEL, cowok itu memasuki rumah Ayahnya dan membuka pintu lebar-lebar.

     Dua wanita yang dia temui sedang mengobrol khawatir di ruang tamu, begitu melihat kedatangan Gama, mereka langsung berdiri dari duduknya dengan raut yang tegang. "B-Bos Gama." gugup Eva.

     "Mana Daddy?"

     Eva dan Tyas saling pandang. Keduanya sama-sama tahu bahwa William dan Larissa sekarang masih dalam tahap pencarian Sheila menuju rumah Fathan dan belum ada kabar sampai kini. Tapi yang menyulitkan mereka, apakah tidak masalah jika sampai mereka memberitahu itu pada Gama? Apa William akan mengizinkan ini?

     Cari aman, akhirnya Eva menggelengkan kepalanya. "Tadi Bapak sama Ibu pergi keluar, belum pulang sampai sekarang."

     Gama menatap wanita itu serius saat merasa ada yang mengganjal dari jawaban itu. Disaat William dan Larissa kehilangan anak gadisnya, apa wajar mereka berdua keluar kecuali untuk mencari keberadaan Sheila?

     Tak mau membuang waktu untuk menginterogasi kedua ART nya ini, Gama membalikkan badan dengan perasaan tak kunjung tenang.

     Dia sampai keluar rumah, langkahnya tertatih saat kepalanya terasa berat dan sedikit pusing. Beberapa detik pandangannya menggelap sampai akhirnya dia tetap mempertahankan dirinya agar tetap segar. Ini pasti efek dari dia yang tidak tidur semalaman juga tidak pernah istirahat sampai detik ini. Makan pun hanya sedikit, tubuhnya jadi kurang berstamina.

     Gama membiarkan hujan deras membasahi tubuhnya, dia akan berjalan ke motornya lagi namun tiba-tiba cahaya lampu mobil terang benderang menyilaukan pemandangannya. Yang sangat dia kenal itu adalah mobil Javas. Setelah mobil itu terhenti, pemiliknya keluar mendatangi Gama.

     Saat itu Gama yang terasa lemas berpegangan pada stang motornya. Sebenarnya dia tak begitu memedulikan Javas, dia akan mengambil helm namun tiba-tiba Abangnya itu memegang pundaknya.

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang