11 | OUT OF PATIENCE

192K 25.9K 18.7K
                                    

• VOTE DAN COMMENT GENGS •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• VOTE DAN COMMENT GENGS

[ RAMEINSSS PARAGRAF NYA YUPS ]

Plisss, ini 4000 kata kalian jaad bangeud kalo ga rameinnnn😠❤




------

     Selama lebih kurang setengah jam perjalanan untuk pulang, akhirnya mobil Javas memasuki pekarangan rumah Angela, mengantarkan Sheila kembali ke rumah itu.

     Sedikit perselisihan terjadi di dalam benak Sheila sekarang membuatnya belum tergerak untuk keluar dari mobil. Ada yang mengganjal di pikirannya, tentang, Gama. Ini.. Benar? Bagaimana? Eh, emm. Sheila pun ragu untuk memulai pertanyaan pada lelaki itu.

     "Jangan tidur lewat dari jam 11, Sheila. Besok sekolah." pesan Javas sebelum adiknya itu turun.

     "Emm," Sheila mengangguk kecil. "Bang Javas,"

     "Iya? Kenapa Shei?"

     Batin Sheila kembali berdebat sendiri mengenai ini. Mungkin, Sheila yang berprasangka kali ya. Javas pasti mengantarkan Sheila ke rumah Angela karena Javas tidak mau membawa Sheila untuk menemui Gama malam ini.

     "Oh iya. Anak Pak Lewana tadi.." dia mencoba mengganti pertanyaan saja daripada tidak ada pertanyaan sama sekali.

     "Fathan namanya."

     "Iya. Bang, Shei cuman mau nanya, tadi itu, acaranya, acara makan malamnya, hmm.."

     "Bang Javas, tujuan makan malam tadi ada hubungannya sama aku kah?" tanyanya memberanikan diri.

     Javas tampak tenang saja menerima pertanyaan itu. Dia sedikit berdeham menetralkan suaranya. "Kenapa, Shei?"

     "Nggak apa-apa, Bang. Cuman ngerasa gitu aja tadi."

     "Ngerasa aneh?"

     Sheila terdiam. Kenapa Javas bisa membaca pikirannya? Perlahan Sheila tersenyum tipis dan mengangguk jujur.

     Javas sedikit terkekeh. Dia lalu merubah duduknya lebih menyamping menghadap Sheila. "Shei, kamu nggak bakalan di jodohin sama Fathan tadi."

     "Hm?" Sheila kaget untuk yang kedua kalinya. Tebakan Javas benar lagi!

     "Kamu baru di rumah kami. Kamu baru jadi adik aku. Apa nggak lancang namanya kalo aku sembarangan ngejodohin kamu sama anak kerabat keluarga kami?"

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang