40 | TRYING TO ESCAPE

98.4K 14.4K 21.3K
                                    

VOTE DAN RAMEIN PARAGRAFNYA🦁😼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE DAN RAMEIN PARAGRAFNYA🦁😼

-----

     "SEKARANG KEMBALIIN DIA KE TANGAN GUE, BANGSAT!!! AARRKHH!!"

     BUGH!

     "Never." balas Steven tenang. Meskipun selanjutnya dia makin di hadiahi bogeman bertubi oleh musuh gilanya ini.

     "Lo tau kenapa gue nggak bales pukulan lo ini dari tadi?" Steven tertawa di sela-sela wajahnya yang sudah lemas oleh pukulan Gama.

     "Karena gue bakal lampiasin ini semua ke adek lo nanti!! HAHAHAHAHAHAHA!"

     Gama melotot. "Anjing!!" dia menyentak kerah lelaki itu dan di angkatnya cukup kuat.

     Steven tertawa di depan wajahnya. "Gue sebentar lagi bakal di kirim balik ke Singapure."

     Nafasnya menggebu, "sayang kalo nggak gue tuntasin semuanya. Hahaha."

     Rupanya ucapan itu cukup mempengaruhi Gama. Lelaki itu bungkam lama dengan berbagai bayangan buruk yang mulai menggumpal di kepalanya. Dan inti dari ini semua hanya satu, bagaimana bisa Sheila bertemu dengan lelaki ini kemarin??

     Perlahan cengkeraman Gama pada baju Steven melonggar. Dia menjatuhkan lagi tubuh itu di lantai. Terdiam lama.

     Steven duduk dari telentangnya. Dia menatap puas reaksi cowok itu dengan ancamannya barusan. Ternyata Gama sudah terpengaruh padahal jelas-jelas Sheila tidak ada lagi di tangannya.

     Gama memejam beberapa detik, setelah membuka matanya kembali, dia menatap Steven penuh ketegasan.

     "Lakuin apapun yang lo mau ke dia,"

     "Tapi setelah itu.."

     "Lo bayar semuanya ke gue!"

     Gama bangkit dari posisinya dan langsung pergi meninggalkan tempat ini. Meninggalkan Steven yang menjatuhkan dirinya kelantai. Melepaskan nafas ngos-ngosannya yang dia tahan dari tadi.

     "Halo.. Iya, Steven di sini." Damian berjalan keluar dari dapur sembari mengangkat telefon dari seseorang. Dia menghampiri keponakannya itu yang tampak tersenyum sendiri dengan wajah babak belur nya.

     "Oh, pantesan. Oke. Saya bakal antar dia pulang," setelahnya Damian mematikan telfon dan menyimpan benda itu ke sakunya.

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang