31 | BIG BABY

206K 22.7K 23.7K
                                    

VOTE & COMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE & COMMENT

RAMEINSS GENGS

-----


   Gama menyilangkan tangan di bawah dada saat tak lama gadis itu tampak berlari lagi kembali padanya. Ya. Dia yang tadi menghilang, kini muncul lagi. Datang sendiri tanpa Gama ancam apa-apa.

     Sheila tiba di depannya dengan senyuman kaku. "K-Kak.. Maafin. Ta-di tuh aku, nyari itu. Apa. Jedai aku, kek nya jatuh di jalan."

     "Hmm.." Gama mengangguk-angguk dengan tatapan mengejeknya.

     "Terus? Ketemu?" tanya Gama.

     Sheila menggeleng. Jangankan ketemu. Sheila saja memang tidak membawanya. Percayalah, Sheila barusan hendak kabur jauh dari lelaki ini namun ketika kembali tersadar dengan risikonya, Sheila membalik lagi sebelum musibah yang sesungguhnya itu datang!

     "Yah.. Sayang banget." Gama mengangguk pelan.

     Jangan pikir Sheila juga tidak tahu, bahwa Gama sekarang sedang meledeknya. Tidak ada tanda-tanda jika cowok itu percaya padanya. Aish! Musibah baru? Karena ketahuan ingin lari?

     "Kak Gama.." Sheila tidak peduli lagi dengan masalah ini, dia sekarang berganti menatap Gama dengan bersungguh-sungguh.

     "Mau apa ngajak aku masuk ke dalam SMA, Kak?" alis nya menyatu bertanya barusan. Dia memang benar-benar gaduh.

     "Kenapa?" Gama mengangkat alisnya.

     "Karena mau macem-macem kan?" ujar Sheila spontan. "Kak, aku nggak mau."

     "Cuman buat nuntasin hukuman yang tadi."

     Melihat mata Sheila mulai berkaca-kaca membuatnya merasa di sudutkan. Hei, memangnya Sheila beranggapan Gama semenakutkan itu kah?

     "Kamu nggak tau kan Kak gimana perjuangan aku buat kesini tadi? Demi kamu. Tapi kamunya apa? Malah ngasih jangka waktu buat aku. Kalo aku telat semenit aku bakal di hukum. Cuman semenit loh Kak, semenit doang. Kamu setega itu sama aku?" air mata Sheila menitik. Tidak bisa emosi karena tahu emosinya akan kalah jauh dari emosi Gama, jadi dia hanya bisa menangis, berharap Gama memberikan sedikit rasa kasihan untuknya.

     "Kak tadi aku.." Sheila berpikir keras drama apa yang akan dia buat sekarang. Ayo! Sheila sangat ingin Gama menghapus hukumannya karena kasihan! "Aku.. Aku hampir di lemparin guci kaca sama ART di rumah baru aku.. Hikks."

     Mulut Gama sedikit terbuka. Sheila merunduk menyembunyikan tangisnya. "Mereka jahat. Mereka ngelarang aku ini itu. Mereka suruhan Bang Javas. Aku nggak bisa macem-macem dan nggak bisa kemana-manaa. Hikss."

     "Hana? Rahma?" tanya Gama.

     "Kak Gamaaaa.." dia langsung memeluk Gama erat. Menangis deras di dada bidang cowok kekar itu.

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang