⚠️ 𝐃𝐚𝐫𝐤 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 ⚠️
Sheila tidak pernah menyangka jika dengan kehidupan baru yang ia mulai semenjak Ibu nya menikah lagi dengan pria lain itu, ia pikir hidupnya akan kembali lengkap dan dia bisa merasakan sosok Ayah tiri serta Abang-Abang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• VOTE DAN COMMENT GENGS •
[ RAMEINSSS PARAGRAF NYA YUPS ]
• • • •
ABSEN YANG KANGEN GAMAAA GENGSSS❤️❤️❤️❤️❤️
*jangan lupa baca ulang part-part sebelumnya biar kalian inget lagi alur yang kemaren* . .
ramein yaa💘💕
------
Pagi-pagi buta sekali di hari Sabtu ini, Eva datang membawakan alat bersih-bersih rumah menuju ruang tengah. Mendapati dua pemuda yang dia ketahui adalah bernama Derlion dan Oscar terlelap telanjang dada di sofa. Tanpa mengusik kedua teman Tuan-nya itu dia pun membereskan sisa-sisa makanan dan kaleng minuman mereka yang lainnya saja.
"Va, kamar Bos Gama udah?" tiba-tiba Tyas datang membawa peralatan yang serupa.
"Belom, baru aja kesini aku."
"Ya udah, gue beresin sampah di sana."
"Keknya mereka masih tidur, nggak usah di ganggu dulu. Mending bangunin Non Shei, tadi Bu Larissa nelfon ke aku katanya nomer Non Shei nggak aktif."
"Oalah, oke." Tyas tidak keberatan dengan langsung melenggang menuju kamar Non Shei-nya itu.
Memperhatikan kedua asisten rumah tangga-nya dari atas, Gama berjalan menyusuri tangga dengan wajah lelah dan rambut berantakan. Begitu melihat kedatangan Gama ini membuat pembantu cari muka nya itu singgah dan tersenyum manis. "Selamat pagi, Bos. Tumben bangun cepet," ujar Tyas.
Gama berjalan terus ke dapur membutuhkan air softdrink, "belom tidur."
Hal itu berhasil membuat Tyas istighfar dalam batinnya.
"Di kamar gue ada Gael sama Keo, nggak usah bersih-bersih ke sana," pesannya. Hanya sekadar mengambil minuman itu, Gama pun berjalan ke salah satu kamar tamu lain yang ada di rumahnya. Merasa tidak suka tidur beramai-ramai, Gama pun mengalah dengan membiarkan kamarnya di tempati oleh teman-temannya.
Tyas mengangguk, Evapun berlalu di depannya sambil berdecak karena temannya ini sangat lamban. "Kamu langsung ke ruang tamu aja sana, biar aku yang nyamperin Non Shei."
"Heh, gue aja. Mending lo yang ke ruang tamu."
"Ih, kamu pasti males bersihin ruang tamu kan karena di sana luas? Ketimbang bangunin Non Shei mah pasti kamu milih bangunin Non Shei,"
