35 | SHOCKED

127K 18.5K 21.6K
                                    

VOTE & COMMENT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE & COMMENT

RAMEINSS GENGS

-----

     Sekarang Larissa dan Sheila sudah tiba lagi di rumah William. Wanita itu membawa putrinya tadi untuk masuk ke dalam kamar, membenahi semua pakaian mereka dan akan pergi dari sini.

     "Shei. Jelasin semuanya ke Mama sekarang!" Larissa mendudukkan putrinya itu ke atas kasur untuk menceritakan semua yang Sheila sembunyikan darinya selama ini.

      "Shei, kenapa nggak pernah bilang sama Mama kalo hidup kamu nggak aman lagi gara-gara Gamaliel itu??"

     Sheila dari tadi hanya diam, dia tak tahu harus memulai dari mana.

     "Mama tau kalo Gama selalu jahatin kamu baik itu di sekolah maupun di rumah, Bang Javas cuman cerita itu, enggak dengan semuanya ini! Ada apa antara sama kamu dan Gama, Shei??" air mata Larissa menetes meluapkan emosinya.

     "Kejadian tadi, Mama mungkin bisa tegas penjarakan Gama atas apa yang udah dia lakuin ke kamu! Anak Mama! Mama nggak bisa diam gitu aja liat anak Mama di lecehkan sekeji itu!" suara Larissa meninggi.

     "Tapi sikap kamu yang belain dia dan baik ke dia tadi.. Bikin Mama sedikit ragu lagi ke kalian berdua, Sheila.." suara Larissa bergetar.

     Sheila merunduk menyembunyikan tangisnya.

     "Kalian.. Pacaran?" tanya Larissa getir.

     "Nggak!" jawab Sheila mendongak cepat.

     "Kalo enggak kenapa masih baik ke dia setelah apa yang udah dia lakuin ke kamu tadi??"

     "Ma, dia tadi hampir di bunuh Daddy!"

     "Jadi bener apa yang di bilang dia tadi kalo kalian udah saling cinta, Sheila?"

     Sheila tidak menjawab, air matanya semakin deras menatap Ibunya itu.

     "Kalo nggak, nggak mungkin dia seberani itu mempertaruhkan nyawanya cuman demi kamu bilang kalo kamu cinta ke dia!"

     "Sheila, sadar!!! Otak kamu perlu di cuci kalo beneran kamu juga cinta sama lelaki brengsek kayak dia."

     "Dari awal Mama udah nahan sikap atas perlakuan dia ke Mama selama ini karena Mama ikhlas jadiin dia sebagai anak Mama. Mama mau menanggung risiko nya setiap dia marah ke Mama karena Mama ini orang baru di keluarga mereka." Larissa tersenyum pahit. "Tapi kalo itu udah ngerugiin anak Mama sendiri.. Buat apa Mama masih bertahan, kan?"

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang