18 | COMPLAINANT

165K 21.5K 19.1K
                                    

• VOTE DAN COMMENT GENGS •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• VOTE DAN COMMENT GENGS

[ RAMEINSSS PARAGRAF NYA YUPS ]




------

     Sheila akhirnya berhasil keluar dari gerbang rumah mereka sebelum keduluan Gama yang pulang. Dan percayalah dia tentu masih menoleh kanan kiri depan belakang takut-takut cowok itu bisa saja ada di sekitarnya sekarang. Sebegitu takutnya Sheila dan benar-benar terhantui oleh sosok laki-laki itu selama ini.

     Sheila mempercepat langkahnya untuk menyusuri komplek agar menuju jalan raya. Dia mengeluarkan HP di dalam tas kecil yang ia bawa sejak tadi untuk mengabari Tante Wirda bahwa dia akan segera datang, sebentar lagi.

     Tapi belum sempat terkirim, rupanya dia lebih dulu di hubungi oleh Tante nya itu.

     "Shei ya ampun kamu dandan semenor apa sih Sayang sampe selama ini?"

     "Tanteee, Shei udah deket. Tante di mana? Share lokasinya aja sekarang."

     "Tante udah di simpang Merpati, Shei. Emang kenapa sih nggak boleh Tante jemput sampe dalem sekalian?"

     "Loh kok Merpati, Tante? Melati. Bukan Merpatii." ya Tuhan, simpang Merpati itu mah sudah kelewatan.

     "Oh, jadi Melati? Loh, udah kelewat dong ya? Hahaha. Astaga, oke oke, Shei. Tante putar balik lagi."

     "Tante, langsung masuk aja nanti ke dalam simpangnya biar cepet. Shei udah di sini."

     "Iya, iya. Tunggu ya."

     Sheila mengangguk, dia menurunkan HP nya dan mematikan panggilan. Langkahnya mulai memelan saat ada satu notif baru masuk. Dia membuka pesan itu, dari nomor baru yang belum pernah Sheila save sebelumnya.

      +62858++++

     Liat ke belakang.

     Sheila berhenti berjalan dengan jantung yang sudah tidak aman lagi.

     Tolong hentikan ini. Kenapa takdir selalu berpihak pada Iblis itu? Tangan Sheila meremas ponselnya lemas, dia pun membalikkan tubuh ke belakang.

     Betapa cemasnya ia saat melihat mobil Gama sudah berhenti di sana. Cowok itu pun menatapnya tenang sambil merokok dari dalam. Ketakutan Sheila kembali hadir hanya dengan raut seram yang cowok itu berikan. Tenang itu malah menyeramkan. "Kak.." Sheila menahan sesak di dadanya.

GAMALIÉLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang