[3]. Her mom is my mom

13.1K 995 10
                                    

📍Wang's Mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍Wang's Mansion

*****

"Aduhh, akhirnya kita pulang pah" sorak wanita paruh baya itu dengan gembira dan menghirup napasnya dengan dalam.

"Ma, baru satu bulan liburannya, udah berasa kayak bertahun-tahun aja ya" sekarang giliran laki-laki tua itu yang bicara.

"Lah? Ririn kamu gak masuk?" Tanya laki-laki itu lagi, ketika mendapati anak perempuan semata wayang mereka terdiam dengan kau didepan pintu depan.

Sementara Clarine sendiri... dia tidak bisa menggambarkan perasaannya sekarang seperti apa. Seumur hidupnya, tidak ada seorang pun yang pernah ia panggil dengan sebutan "mama" atau "papa". Karena kedua orang itu sudah meninggal dalam kecelakaan waktu ia berumur satu setengah tahun yang pada waktu itu ia masih tidak bisa bicara dan memanggil kedua orangtuanya dengan sebutan tersebut.

"Eh, Rin, ayo sini. Mama bawain oleh-oleh kamu nih" ucap Aliany (boleh Lian/Alin), ibu Clarine sekarang, sementara Matt mengiring putrinya untuk duduk bersama-sama dengan mereka.
"Kamu kenapa sih Rin, kaku mulu daritadi?" Tanya Matt dengan senyuman khas-nya.

Hati nya berdegup kencang, perasaan Clarine asli mengalir begitu saja didalam hatinya. Rasa sayang. Sayang kepada keluarga. Rasa ini membuatnya ikut merasa hangat juga.

"Nahh, ini dia! Hehe, mama sama papa sampai-sampai susah nyarinya" ucap Lian mengeluarkan sebuah liontin khas, yang adanya cuman di Italia.

"Nahh, ini dia! Hehe, mama sama papa sampai-sampai susah nyarinya" ucap Lian mengeluarkan sebuah liontin khas, yang adanya cuman di Italia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Clarine sangat suka dengan gaya-gaya abad pertengahan Rennaisance, dan itulah alasannya suka mengoleksi benda-benda lama seperti ini.

"Eh? Kok diem? Kamu suka nggak? Yah pa, kayaknya Ririn gak suka hadiahnya" ucap Lian dengan wajah sedih yang dibuat-buat, sementara Clarine sendiri terkejut, dan langsung mengambil pemberian tersebut dan menggeleng.

"Enggak, Clarine suka... ma" ucapnya merasa aneh ketika menyebut kata itu pertama kali.

"Nah, bagus deh. Papa gak salah pilih berarti".

"Emangnya papa yang pilih? Kan mama yang nunjuk duluan"

"Tapi kan papa yang beli liontinnya, mama ah"

"Uh, papa. Sama aja kalo begitu, mama yang duluan"

"T-trimakasih mama, pa..pa" ucap Clarine, rasa rindu yang tak bisa terbayangkan membuat air mata mengalir dari kedua matanya, dan ia sangat senang. Entahlah, ia tak tahu alasannya.

"Eh, Kenapa nangis dek? Ada yang terjadi selama mama dan papa pergi ya?" Tanya Matt, Clarine menggeleng "Claris-Clarine bahagia aja mama sama papa balik kerumah" ucapnya kali ini ia tidak bisa menahan getaran nadanya.

Matt dan Lian yang khawatir langsung berdiri, dan memeluk anak gadis mereka itu dengan erat.

"Hehe, baru aja ninggalin satu bulan dah rindu kayak gini dia pah" ujar Lian sambil mengusap-usap rambut halus Clarine.

"Lain kali kalo Ririn libur, kita sama-sama liburan kesana lagi" ucap Matt, Lian mengangguk setuju.

"Okei, udah. Ayok kita makan. Kebetulan mama diajarin chef disana buat bikin saus spaghetti. Malam ini menu kita spaghetti yaa" ucap Lian, Matt dan Clarine mengangguk dengan semangat.

Clarine tersenyum. Ia sadar. Kenakalannya dulu hanyalah sebuah kedok untuk mencari perhatian orang lain saja. Tapi ketika ia mendapati perhatian yang sesungguhnya dari kedua orangtua yang sebenarnya bukanlah orangtua kandungnya, tapi ia bersyukur setidaknya ingatan Clarine sepertu membagi kehangatan dengan dirinya yang yatim piatu, kini hatinya sudah jauh lebih terasa hangat seperti ada matahari didalamnnya.

Gimana nih? Lanjut kah?.

Cool Girl Transmigration (! Slow Update !)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang