Clarine memperbaiki rambut panjangnya yang tidak tertata rapi. Akh, rambut panjang sungguh sangat menyebalkan. Dengan kesal ia mengambil ikat rambut hitam polos dari tas khusus hairstuff-nya, dan mengikat rambutnya dengan tinggi.
Ia memperhatikan wajah tanpa olesan makeup itu dengan seksama. Kasihan sekali diri Clarine dulu yang demi menarik perhatian Alvair sampai-sampai meghabiskan uang jutaan rupiah untuk memoles wajahnya yang natural yang sebenarnya sudah amat cantik, dengan makeup brand yang mahal.Clarine yang tidak mau lanjut memikirkan hal itupun langsung mengambil tasnya, dan keluar dari kamarnya, menuju lantai bawah untuk sarapan terlebih dahulu.
Drap drap drap.
"Pagi ma" sapa Clarine menghampiri mamanya dan mencium pipinya, salah satu kebiasaan Clarine yang dia ingat.
"Eh, mama kaget! Tumben kamu bangun pagi" ucap Lian, Clarine membuka kulkas dan mengambil plain milk dan menuangkannya di gelas favoritnya. Gelas favorit Clarine.
"Mau rubah kebiasaan aja" ucap Cla seadanya. Lalu meminum susu tersebut sampai setengah.
"Hari ini sandwich aja dulu ya. Persediaan di kulkas udah habis. Mama baru mau beli bentar" ucap Lian sambil memberikan piring yang sudah tersedia sandwich dengan aneka sayuran didalam sana.
Clarine pun memakannya, dan matanya bersinar setelah merasakan rasa khas dalam Sandwich tersebut. Ah, dia lupa. Ibu Clarine dulu adalah seorang chef!.
"Wih cepat banget habisnya" ucap Lian, Clarine mengambil gelas disampingnya dan meminum susu itu lagi sampai habis.
"Enak ma" puji Clarine, lalu segera mengambil tangan wanita itu dan menciumnya. "Hati-hati yaa""Iya, Ririn pergi dulu ya bye" pamitnya lalu dengan cepat menenteng tasnya dan keluar dari mansion tersebut. Transport? Untuk sementara waktu ia akan memakai Ojol dulu. Kalau dia sudah diperbolehkan maka dia akan meminta papa-nya untuk membelikannya motor baru.
Kalau bisa motor balap saja sekalian.****
Gadis itu masuk lingkungan sekolah tempat misinya harus dijalankan. Agak sepi.
Padahal ini sudah pukul 6.30 AM.Ia melihat berbagai tempat, dan ingatan-ingatan Clarine terus berjalan disetiap sisi sekolah yang ia lihat. Beberapa murid mulai berdatangan, ia lalu segera pergi ke kelasnya, dan mencari tempat duduknya.
The fact is, ia sekelas dengan Rana. Sehingga itulah alasan Clarine dulu sering merasa kepanasan kalau melihat Alvair yang berdiri didepan pintu kelas yang bukan memanggilnya malah hanya memanggil gadis itu.
Tapi ia sudah tidak tertarik dengan Alvair. Dia bukanlah tipikal gadis yang suka mencari perhatian orang lain, dia adalah Clarine in the outside and Clarissa in the inside. Jadi cara pandangnya terhadap Alvair atau siapa pun itu sekarang sudah berubah. Dia tak mau menjalani kehidupan seperti dulu lagi. Karena sekarang situasinya sudah berbeda.
Masih dengan posisi duduk gadis itu memasang earpod ditelinganya dan memutar playlist dari spotify dengan volume setengah.
Beberapa menit kemudian, kelas sudah menjadi ramai. Ia melepaskan Earpodnya.
Disana sudah ada Rana yang duduk dengan manis sambil membaca buku. Ternyata benar, Rana... gadis itu benar-benar cantik seperti karakter heroin yang umumnya ada dinovel-novel romance.Hm... tunggu.
Clarine tampak mengingat-ingat.
Diakhir cerita novel ini, ceritanya ditutup dengan happy ending setelah Clarine Wang mati, tapi sekarang kan dia masih ada... apakah cerita akan berubah?.Masih berpikir lama, seorang gadis dengan rambut ikal menaruh tasnya disamping meja Clarine dan duduk disana.
Oh, dia adalah Zara, sshabat Clarine yang sering mendengar curhatan hati gadis itu selama 7 jam 5 hari dalam seminggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Transmigration (! Slow Update !)
Teen Fiction[DILARANG KERAS UNTUK COPYPASTE] (Amatured Novelist) Clarissa Dian, gadis nakal dengan minus attitude, sering ikut perkelahian antar geng, bahkan memegang kendali salah satu kelompok gang besar di Jakarta. Cantik, tentu saja. Tapi dibalik wajahnya y...