"All the girls in the world were divided into two classes: one class included all the girls in the world except her, and they had all the usual human feelings and were very ordinary girls; while the other class -herself alone- had no weaknesses and was superior to all humanity."
_Anna Karenina
Typo bertebaran*
Ini hari senin, dan seperti yang sudah dikatakan oleh Lian, Clarine sudah bisa masuk sekolah. Namun untuk beberapa hari ini ayahnya sendiri yang akan mengantarnya kesekolah, karena kaki gadis itu belum sepenuhnya sembuh.
"Kamu udah siap? Ayo cepet turun kebawah. Ini nih bekalmu. Nanti telpon papa ya kalau sudah mau pulang" ucap Lian, Clarine mengangguk dan segera mengambil tas kecil berisikan kotak bekal-nya. "Bisa turun sendiri?".
"Iya ma... bisa kok".Sesampainya dilantai bawah, tepatnya didepan pintu gerbang mansion, gadis itu dan mamanya berdiri menunggu Matt yang sedang menyalakan mobilnya, Lian, wanita itu mengusap belakang kepala anak gadisnya dengan lembut "Sini mama cium dulu".
Cup.
Clarine terdiam seperti anak kecil ketika Lian mengecup dahinya. "Kalau kamu ketemu sama Alva tetap sapa ya? Tunangan kalian dibatalkan bukan artinya kalian juga gak berteman" ujar Lian, Clarine menggaruk tengkuknya kemudian mengangguk. "Kay, ma".
Tiiiiit!
"Ayo Rin" panggil Matt sambil menurunkan kaca mobilnya.
"Bye Rin, don't forget your breakf--".
"Yayaya ma, Arin bakal makan. Byee!".
Gadis itu naik kedalam mobil ayahnya, dan tak lupa ia langsung menutup pintunya.
"Oke, kita langsung berangkat ya..." tak lama setelah pria tersebut mengucapkan itu kepada Clarine, mobil bentley itu mulai perlahan-lahan bergerak sampai keluar dari jalan gerbang tersebut.Clarine menutup matanya sekilas, dan mulai memasang earpod ditelinganya.
Dari dulu ia sangat suka dengan band of monster and man, itulah sebabnya semua lagu dari band tersebut sangat mengandung vibe tersendiri dalam dirinya.Tak terasa ia sudah hanyut dalam lagu tersebut, dari samping ada yang menepuk-nepuk bahunya.
Clarine pun segera melepas earpodnya dan menoleh ke ayahnya."Udah sampai dek... jangan keras-keras putar musik, saking kuatnya papa sampai bisa dengar dari sini lho. Ayo cepat turun... itu kayaknya udah banyak yang baris dilapangan" ujar Matt. Clarine langsung menoleh kesampingnya. Dan ternyata benar, pintu gerbang sudah terbuka sedikit, dan para murid-murid sudah berada dilapangan semua. "Dammit" gumam Clarine.
"Hah?" Clarine terkejut, ah dia lupa disampingnya ternyata ayahnya. "Enggak pa, em, Clarine pergi ya pa. Thankyou, bye!" Gadis itu segera melepas earpodnya, dan mengisinya secara sembarang kedalam tasnya dan setelah itu langsung membuka pintu mobil dan menutupnya secara terburu-buru.Kakinya agak terasa sakit ketika ia turun dari mobil, namun dia masih bisa berjalan dengan baik. Ah melihat caranya sedikit melompat dari mobil pasti ayahnya hampir jantungan didalam mobil.
Clarine langsung masuk melalui celah kecil dari pagar tersebut, dan berjalan cepat kearah barisan para murid-murid yang ada disana, tepatnya ia perlu melewati barisan kelas 12 terlebih dahulu baru bisa berbaris dengan diam-diam dibarisan kelas 11.
Dia memicingkan matanya ketika melihat Alvair dan Eldan yang berada dibarisan paling belakang, karena barisan kelas mereka begitu dekat dengan kelas 12, Clarine segera mempercepat langkahnya agar bisa melewati kedua orang cowok tersebut. Ia benci menatap mata cowok tersebut. Namun baru saja ia memiliki ketidaksukaan dalam hatinya untuk menatap si Alva, tiba-tiba cowok itu sudah menoleh kearahnya dan menatapnya secara langsung.
Kenapa seakan-akan dia seperti tahu keberadaanku? Pekik Clarine dalam hati, terkejut dengan tatapan yang tiba-tiba itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Transmigration (! Slow Update !)
Teen Fiction[DILARANG KERAS UNTUK COPYPASTE] (Amatured Novelist) Clarissa Dian, gadis nakal dengan minus attitude, sering ikut perkelahian antar geng, bahkan memegang kendali salah satu kelompok gang besar di Jakarta. Cantik, tentu saja. Tapi dibalik wajahnya y...