"Aduh Cla!! Kalo gue jadi lo, gue bakal trima tawarannya si Dam! Tapi kok lu malah lebih milih pergi ke gramed ketimbang pulang bareng dia!? Unbelievable emang!!!" Tutur Zara panjang kali lebar. Clarine hanya mendengus dan menatap sahabatnya yang cerewetnya itu dengan tatapan malas.
"Kalo gitu, lo aja yang pulang bareng dia" ucap Clarine menutup buku biologi-nya. Zara mendesah lelah dengan kelakuan gadis didepannya itu.
"Cla...cla... kan yang dia ajak lo. Bukan gue. Gue cuman mau ingatin, jangan lewatin waktu berharga lo secara sia-sia" ujar Zara dengan tampang bijaksana.
Clarine memutar matanya, "baca buku justru yang gak sia-sia, kebanding pulang bareng dia" tutur Clarine.
Crap! Zara membisu speechless.
"Hm, t-terserah lo lah!!" Ucap Zara dengan awkward.
BRAKK!!
"Hehh Na. Bentar gantiin gue piket ya? Gue lagi gak mood soalnya" ucap gadis berambut pirang dengan gaya bossy-nya. Rana terdiam, lalu menggeleng takut. "S-sorry Vani. Gue gak bisa... hari ini gue pulang bareng Alva" ucap gadis itu dengan suara kecil.
"Hahhhh??" Vani melongo melihat gadis berambut panjang didepannya dengan tatapan jengkel. "Bener kata Tefa. Makin lama gak diganggu, lo lebih banyak tingkah jadi cewek!!!" Ujar Vani dengan lantang, membuat satu kelas langsung terdiam.
"Wen, ambil sini air pel-nya" Wenda, sahabat Vani langsung mengambil air pel kotor di belakang pintu kelas, dan memberikannya pada gadis itu sesuai dengan yang ia suruh.
"Lo itu cuman cewek gak berguna tanpa Al" kata Vani sambil melipat tangannya didada. Matanya seketika langsung melirik ponsel Rana, dan merebutnya dari tangan gadis itu.
"Gue kasih lo dua pilihan. Bentar lo harus bersihin kelas... atau..." Vani menggoyang-goyangkan ponsel milik Rana ditangannya "gue masukin ponsel lu disini".
Rana menggigit bibirnya, air matanya mulai keluar. Dan gadis itu akhirnya mengangguk-angguk berapa kali. "Gue lebih milih opsi yang kedua" ucap Rana yang tak bisa dikira-kira oleh siapapun. Sayang banget.
"Wahh, parah banget sih lu. Okay".
Tap
Tap
Tap.
Blasshh!!!
Satu kelas berteriak histeris amat terkejut dengan kelakuan tiba-tiba dari seorang gadis yang tidak disangka-sangka akan melakukan hal tersebut kepada Vani.
Gadis berambut pendek itu menaruh ember yang sudah kosong itu kelantai dengan raut wajah yang datar.
Air pel yang harusnya masih bisa dipergunakan lagi pulang sekolah, sekarang semuanya sudah tertumpah habis mengenai tubuh Vani.
Gadis itu memelototkan matanya tidak percaya dengan yang ia alami sekarang.
Dia mendongkak dan menatap Clarine dengan sorot kebencian.
"Cla, l-lo!!!?"."Basi tau ga?".
"H-hahh??"
"Tadi bego lo keliatan banget, basi banget. Banyak orang kayak lo diluar sana. Tapi lo lebih bego dari mereka. Bisa-bisanya lo maksa orang buat lakuin hal yang bukan tanggung jawabnya?" Jeda Clarine, lalu maju menatap mata Vani dengan berani.
"Kalo mau nindas orang setidaknya pake alasan yang bagus, supaya gak keliatan bego" ucap Clarine dengan nada rendah.Satu kelas mulai was-was dan tertawa pelan. Clarine mulai mundur, dan memberikan ponsel ditangan yang sedari tadi ia genggam pada pemiliknya. Sementara Rana hanya menerima ponsel itu dengan diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Transmigration (! Slow Update !)
Teenfikce[DILARANG KERAS UNTUK COPYPASTE] (Amatured Novelist) Clarissa Dian, gadis nakal dengan minus attitude, sering ikut perkelahian antar geng, bahkan memegang kendali salah satu kelompok gang besar di Jakarta. Cantik, tentu saja. Tapi dibalik wajahnya y...