Clarine sudah duduk di kursinya dengan tenang, Zara disampingnya mengeluarkan buku-buku catatan miliknya membuat Clarine mengingat sesuatu, ia pun langsung mengambil tas dibelakangnya.
Buku catatan Rana, ia perlu mengembalikannya.Namun, ketika ia baru membuka tasnya, ia menatap kearah kursi gadis itu dahulu dan mendapatinya masih kosong.
tumben... biasanya Rana sangat rajin, dan biasanya dia sudah ada dikelas. Tiba-tiba perasaan Clarine tidak enak, oleh sebab itu ia langsung menepuk pundak Zara dan menanyakannya pada gadis itu."Kenapa Rana gak masuk? Jumat lalu dia pingsan 'kan? Atau lo tahu sesuatu tentang dia?" Tanya Clarine to the points. Zara sempat tercegat beberapa detik . Clarine yang melihat wajah sahabatnya itu sudah langsung mengeksekusi pemikirannya. Berarti benar, ada sesuatu yang salah.
"Um, sebenarnya itu... anu. Waktu lo dirawat dirumah sakit, Tefa, Vani dkk sempat datang kesini beberapa hari, mereka kesini cuman nyuruh-nyuruh Rana dan nindas dia seperti biasa.
M-mungkin itu juga sebabnya kenapa waktu kita sama-sama jenguk lo Rana sempat pingsan juga. Dia disuruh sama Tefa buat gantiin dia nyapu halaman sekolah, dan kebetulan banget hari itu juga Alva gak sekolah, Eldan dan Rion juga ikut latihan basket, jadi satu hari itu dia cuman dijadiin budak si Tefa... mungkin dia kelelahan" ucap Zara dengan grogi.Clarine menatap wajah Zara, "lo... gak bantu Rana, kenapa?" Tanya Clarine, Zara menunduk. "Gue masih belum berani Cla. Gue tahu gue salah. Tapi gue gak bisa bela dia kayak lo" ucap Zara. Clarine menghembuskan napasnya.
"Yaudah... gue gak salahin lo juga sih. Tapi lain kali, kalo lo pikir apa yang dilakukan orang lain udah jelas-jelas salah, udah ada unfair disana. Lo gak perlu cari alasan yang jelas. Cukup suarakan aja apa yang lo anggap gak adil. Gak susah kok. Sebelum terlambat" ucap Clarine, Zara mengangguk-angguk pelan.
"Tadi tuh, gue mau kembaliin bukunya Rana... lo tahu rumahnya Rana dimana?" Tanya Clarine, Zara mengernyitkan keningnya. "Loh kok...?". "Ck, biasa aja. Kalo gue bisa kirim lewat go-send juga kan gak papa" ucap Clarine asal.
"Gue kurang tau, Cla. Sorry".
Clarine hanya menaikan bibirnya, "... yaudah deh gapapa".
Dilain tempat.
"Makasih udah datang, uang lo nanti gue transfer direkening. As always" ucap seorang cowok sambil mengedipkan matanya, gadis itu tidak membalas cowok tersebut, lalu langsung masuk kedalam bangunan tersebut, melewatinya cowok itu dengan langkah cepat.
Cowok yang mendapatkan sikap jutek dari gadis tersebut, hanya diam dan berdecih, 'dasar wanita arogan!' Ia kemudian segera memanggil anak buahnya dan mengatakan sesuatu perintah padanya, membuat anak buahnya itu mengangguk beberapa kali tanda mengerti. "S'karang udah paham 'kan? Ayo kita mulai permainannya" ujar lelaki tersebut dengan senyuman lebar yang terkesan jahat.
****
"Oper sini Yon!!" Teriak Eldan sambil berjaga-jaga dari halangan lawan didepannya, Rion menatap Eldan sesaat, lalu dia mulai mengiring bola dikakinya dengan lincah, dan satu tendangan ringan ia berikan kearah Eldan, Eldan langsung bisa menangkap bola tersebut dan mengiringnya dengan cepat. Para murid perempuan sudah berdiri dimasing-masing tempat, mengelilingi lapangan dimana dua cowok bak malaikat ini bermain bola.
Eldan mendapat celah terbaik untuk menendang bolanya, dan selesai menyesuaikan iringan bolanya, Eldan langsung mengeksekusi tendangan telaknya dan...TLAK!!
Sayang, bolanya mengenai tiang net, dan terpantul dengan cepat sehingga mengenai wajah seorang gadis yang tadinya berjalan didekat pinggiran lapangan sebagai jalan pintas dari banyaknya murid perempuan yang menghalangi jalannya tuk lewat bersama dengan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Transmigration (! Slow Update !)
Teen Fiction[DILARANG KERAS UNTUK COPYPASTE] (Amatured Novelist) Clarissa Dian, gadis nakal dengan minus attitude, sering ikut perkelahian antar geng, bahkan memegang kendali salah satu kelompok gang besar di Jakarta. Cantik, tentu saja. Tapi dibalik wajahnya y...