Siiiiiiiiiiiing....
"...sa...".
"Risa...."
"CLARISSAAAA!!!"
DOR!!
Mata hazel gadis itu terbuka lebar ketika mendengar suara teriakan yang memanggil namanya dengan kuat. Satu teriakan nama yang membuatnya trauma sampai sekarang.
Tubuhnya mengeluarkan keringat dingin,dan rasanya tubuhnya sekarang amat bergetar, ia takut...
Ia takut dengan kematian.
Ketika ia sudah sadar sepenuhnya, ia mendapati dirinya berada di ruangan putih dengan tirai panjang yang menutupi setengah ruangan disebelahnya.
Rumah sakit?.
Ia kemudian memalingkan wajahnya dari tirai tersebut ke sosok seorang cowok yang tidur dengan posisi duduk disampingnya.
Wajah cowok itu sudah dipenuhi dengan plester.Alvair... ngapain dia kesini?. Mama dan papa dimana?.
Gadis itu dengan gelisah mencoba untuk bangun dari kasurnya, dan berusaha untuk turun dan mencari mamanya.
Mendengar dan merasa ada sesuatu yang bergerak, Alvair yang memang mempunyai indera yang tajam langsung membuka matanya, dan mendapati gadis yang sudah empat hari tertidur, kini sudah membuka matanya.
"Cla" panggilnya spontan, ia mendekati dirinya pada gadis itu, membuat Clarine tak bisa bernapas karena saking dekatnya jarak diantara mereka berdua.
Cowok itu menaruh punggung telapak tangannya kedahi gadis tersebut. "Ah, tangan gue juga panas..." gumam cowok itu sambil meraba tangannya.
Tiba-tiba saja diluar perkiraan Clarine, Alvair memegang kedua sisi kepala Clarine dan... menempelkan dahinya didahi gadis itu.
AAAAAAAA!!!
BUGH!
"Apa-apaan!?" Protes Alvair sambil memegang pipinya yang berdenyut perih karena bogem mentah Clarine yang tak ia sangka-sangka ternyata cukup kuat mengenai pipinya.
"G-gue... lo ngapain!?" Tanya Clarine terbata-bata karena sangat gugup, astaga kebiasaan reflek-nya harus benar-benar ia hilangkan! Aaaaarghh, dan kenapa wajahnya jadi panas!?.
"Gue cuman ngukur panas lo, gak lebih" ujar Alvair sambil berdecak kesal.
Modus!.
"Ck, panas lo kayaknya naik lagi" ujar Alvair sambil tersenyum mengejek. "Muka lo merah. Lo kira gue bakal cium lo ya tadi?" Ucap Alvair dengan asal, membuat Clarine menutup matanya dan membaringkan tubuhnya lagi dikasur, tidak berniat mengoreksi pernyataan dari cowok itu, karena memang benar. Bodoh sekali lo Cla!!!
"Ekhem!, mama.... dimana?" Tanya Clarine pelan setelah beberapa saat ia berdiam diri.
Alvair melepaskan ponselnya, dan beralih menatap gadis itu, "Beliau sakit".Clarine langsung menoleh cepat kearah cowok tersebut "Apa!? sakit apa??" Tanya Clarine secara beruntun.
"...Beliau gak tidur selama dua hari buat jagain lo, kemarin waktu lo demam, karena sudah panik dia langsung lari menyebrang pergi ke apotek dekat tempat parkir, biarpun diluar lagi hujan. Terus tadi pagi jam empat, dia disuruh pulang kerumah karena dapat serangan demam" ujar Alvair merangkum cerita yang panjang menjadi pendek.
"Gue baru bilang juga sama om Matt, kalo lo udah sadar. Bentar sore Om Matt bakal kesini".
Clarine menggigit bibirnya karena khawatir. "Trus mama gimana, masa sendiri... gue mau nelpon papa".
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Transmigration (! Slow Update !)
Teen Fiction[DILARANG KERAS UNTUK COPYPASTE] (Amatured Novelist) Clarissa Dian, gadis nakal dengan minus attitude, sering ikut perkelahian antar geng, bahkan memegang kendali salah satu kelompok gang besar di Jakarta. Cantik, tentu saja. Tapi dibalik wajahnya y...