Mendengar suara teriakan dari dalam gedung membuat Damian dan Alvair cepat-cepat bergerak masuk.
Cowok berbadan besar itu tidak menghalangi mereka dan membiarkan mereka sendiri masuk dalam perangkap mereka sendiri.
Ketika mereka sudah masuk, ternyata tadi itu bukan teriakan Clarine, namun Rana--. Tapi dimana gadis itu?
"Hm, ternyata benar dugaan gue, lo berdua pasti bakalan datang" ucap Tera, leader geng SMA bagian selatan.
Alvair menatap Tera dengan tatapan tak terbacakan.Teraan Raveris, Alvair bukan hanya menjadi musuh anak itu saha, tapi musuh keluarga Raveris, karena kasus pengkhianatan kakek dari lelaki itu Robertson Pascal yang menjual saham keluarga Raveris ke perusahaan luar, meskipun kedua anak robertson, Theo dan Felix sudah membayar kerugiannya, namun dendam keluarga Raveris belum juga pudar kepada keluarga Pascal, termasuk kedua anak laki-laki yang ada didepan Tera sekarang.
Alvair mengeraskan rahangnya, matanya menatap tajam mata Tera, seakan-akan ia bisa menusuk lelaki itu secara membabibuta sekarang.
"Hm, lo belum bisa bunuh gue sekarang, atau lo gak bisa dapetin... cewek lu" ujar Tera dengan senyuman tak terbacakan.
Damian sedaritadi hanya diam saja. Ia memperhatikan Tera dengan seksama, ia tiba-tiba merasakan hal yang ganjil, entahlah ia tak tahu kenapa, situasi sekarang rasanya ada yang tidak beres.
"Lepasin dia sekarang Tera" ucap Alvair dengan nada rendah.
"... lo dengar gak tadi disekolah, kalo mau gue lepasin dia, lo harus bawa anak Wang kesini dulu" ujarnya dengan senyuman miring.
Alvair makin mengepalkan tangannya, membuat kukunya terasa mau tembus dikulit telapak tangannya.
"Gue ga bisa" ujar Alvair akhirnya.
"Lo lepasin dia, gue yang jadi gantinya Clarine" ucap Alvair, Damian memelototkan matanya dan menatap cowok disebelahnya itu.
Ah, sial anak ini benar-benar tidak main-main. Jadi ini rencananya? Menyerahkan diri??.Tera dan seisi ruangan itu terdiam.
"So sorry, tapi gue cuman minta Clarine--"
BRAK-!
"Boss, tadi mereka bersebunyi didekat gudang, BAWA MEREKA MASUK!!" Perintah cowok berambit pirang biru itu, dan sekelompok anak SMA berbadan besar membawa masuk Clarine dan Rion. Rion terus saja memberontak, sementara Clarine hanya diam disana, tak melakukan apa-apa.
"....sayang sekali" Tera kembali menyunggingkan senyumnya, dan menatap Alvair.
"Kami tidak membutuhkanmu Alva, gadis ini sekarang yang kami butuhkan" ucap Tera, sambil mendekati Clarine, "keluarkan Rana!" Titahnya pada salah satu anak buahnya.Mereka mengeluarkan Rana dengan tampilan yang begitu acak-acakan.
"Hm, kurang asyik sih. Tapi yah sudah. Ambil Rana kalian dan kembalilah kesekolah. Dengan begitu gak akan ada yang luka" ucap Tera dengan nada mengejek.
"Sialan" Sekarang Damian yang kesal karena tangan Tera terangkat mau menyentuh wajah Clarine.
"HOII, TERAA!!! siapa bilang kita udah selesai b*ngs*t?" Sahut Damian dengan lantang.
"Berani lo sentuh lagi dia, gue jamin besok lo gak akan lihat tangan kanan lo lagi!" Ucap Damian."Oh ya??" Tera melemparkan cutter kepada anak buahnya, bermaksud menaruhnya dileher Rana.
"B-bos dia kan-!"Tera menatap anak buahnya itu dengan tatapan dingin. 'Lakukan saja' perintahnya dengan gumaman.
"Tahan dulu imajinasi lo Dam. Gue cuman mau ngetes kulit dia aja kok" ujar Tera, dan selanjutnya....
PLAK!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Girl Transmigration (! Slow Update !)
Teen Fiction[DILARANG KERAS UNTUK COPYPASTE] (Amatured Novelist) Clarissa Dian, gadis nakal dengan minus attitude, sering ikut perkelahian antar geng, bahkan memegang kendali salah satu kelompok gang besar di Jakarta. Cantik, tentu saja. Tapi dibalik wajahnya y...