[21]. Big Storm

4.3K 361 7
                                    

Maaf ya guys, author lama banget updatenya, tugas author banyak yang numpuk. Mana deadlinenya meresahkan lagi. Tapi yup here we go again...

Happy Reading...

__________

"Lama banget sih Cla-" ujar Zara dengan tampang kesal, gimana tidak kesal coba, sedari tadi dirinya hanya di interogasi terus sama Damian yang nanya-nanya tentang seluk beluk kehidupan Clarine.

"Ah, sorry" balas Clarine singkat lalu langsung duduk dikursi samping Zara. Ia mulai mengeluarkan kotak bekalnya dari paperbag dan menaruh kotak bekal itu didepannya.
Sementara Damian terus memandang wajah gadis itu, sebelum ia mengedarkan pandangannya ke beberapa sudut kantin.

Biasanya empat orang itu selalu kemari. Kenapa mereka tidak ada?  Tanya Dam dalam hati.
Yang ia maksudkan adalah Rana dan tiga minionsnya.

Bzzzzt.... Bzzzzt

Clarine mengernyitkan keningnya ketika mendengar suara gangguan dispeaker kantin, begitu juga dengan murid-murid yang lain.

"Ini kenapa?" Tanya Zara ketika suara gangguan itu berlangsung selama beberapa menit, Clarine menggeleng tanda bahwa ia juga tidak tahu apa yang terjadi.

"Bzzzt- Good morning Jupiter. Kayaknya ini hari yang indah buat kalian ya?" Damian sontak langsung berdiri dari bangkunya. Beberapa murid dikantin mulai was-was. Bukan dikantin saja, namun suara tersebut terdengar di semua ruangan di sekolah Jupiter.

Alvair yang sedang berjalan dikoridor, ketika mendengar suara tersebut ia langsung cepat-cepat masuk ke kelas Eldan untuk mendengar pemberitahuan mencurigakan di speaker itu. Eldan dan Rion yang kebetulan sudah berganti pakaian langsung menghampiri Alvair.

"Tapi, sayang... Bzzzt- hari indah kalian gak akan berlangsung lama"

Kepala sekolah dan guru-guru yang mendengar suara tersebut, segera dengan cepat pergi kearah ruang siaran dan melihat apa yang terjadi. Ketika mereka sudah sampai disana, mereka segera mencoba membuka pintu ruangan tersebut, namun ruangan itu terkunci dari dalam. Mereka juga tidak dapat melihat  seseorang didalam sana.

"Awas minggir!" Ujar pak Yordan selaku guru olahraga yang memiliki badan yang kekar. Para guru-guru sontak langsung membuat jarak, sehingga Pak Yordan bisa mendobrak pintu tersebut.

"Murid teladan kalian... Ranata, ada ditangan kami. Untuk menyelamatkannya tidak usah repot-repot memanggil polisi. Karena itu sia-sia saja. Untuk menyelamatkannya kalian hanya perlu satu hal, serahkan Clarine Wang ke kami. Beberapa dari kalian sudah tahu lokasi kami. Dan ingat, jangan ada guru dan orangtua yang ikut campur. Kami memiliki akses sepenuhnya disekolah ini, diam saja dan turuti kami, batas waktu kalian hanya sampai jam dua siang nanti".

BRAKKK-!!

Pak Yordan berhasil mendobrak pintu tersebut. Ketika para guru masuk ternyata benar, tidak ada orang didalamnya, ruangan tersebut sepenuhnya kosong, dan seketika itu juga speaker tersebut mati dengan sendirinya. Seperti ada yang mengontrolnya dari jarak jauh.

Dilain tempat.

Seluruh murid dikantin langsung menatap Clarine dengan tatapan aneh. Clarine juga tidak mengerti, kenapa namanya disangkut pautkan?.

"C-cla... gimana ini?" Tanya Zara, air matanya sudah mulai berceceran,  ia takut dan panik, takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada sahabatnya.

"Dam... lo tahu sesuatu 'kan?" Tanya Clarine, Damian yang masih termenung dengan beberapa pertanyaan dibenaknya langsung menoleh kearah Clarine.
Cowok itu menatap mata gadis itu, lalu seketika itu juga perasaan tidak enak langsung hinggap dalam kepalanya.

"Al" panggil Rion, Alvair hanya diam tidak menanggapi. Tangannya mengepal sehingga buku-bukunya terlihat putih.

"Jangan lakuin apa yang ada dikepala lo!" Ujar Rion dengan nada sengit. Alvair menatap mata Rion dengan rahang yang mengeras.
Alvair langsung berjalan cepat mendahului mereka, hanya satu tempat yang akan dia tujui sekarang. Kantin.

"Ini sangat rumit" ucap Rion khwatir, lalu segera menyusul Alvair.

Damian terus-terusan menatap pintu kantin, dan ketika orang yang sudah ia perkirakan daritadi muncul, ia segera berjalan menuju kedepan Clarine, mencoba tuk menghalangi Alvair. Ia tahu apa yang akan dilakukan cowok itu.

"Minggir" ucap Alvair ketika Damian malah menghalanginya.
"Lo udah gila Al".

"Gue bilang minggir Dam" ucap Alvair, ia berusaha menahan emosinya. Jujur saja sekarang ini ia bingung dan tidak bisa berpikir dengan jernih.

Clarine menghembuskan napasnya. Kakinya masih sedikit sakit, namun ia sudah memutar kursinya dan berdiri ditengah-tengah keduanya.
"Sudah kuduga, hanya kalian yang tahu lokasinya. Waktu kita sudah tidak banyak lagi. Ayo tunjukin gue".

"Cla!" Sontak Damian dan Zara berseru. Apa gadis ini sudah kehilangan akalnya?.

Dalam hati gadis itu, ia memberontak. Jujur saja ia takut mati. Tapi kalau berpikir jalan keluar yang tepat akan sangat memakan waktu, jadi sekalian saja bawa dia. Dia juga memiliki rencana sendiri.

.
.

Don't forget to vote ♡.

Cool Girl Transmigration (! Slow Update !)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang