2 Bulan waktu yang Sehun gunakan untuk mengenal sosok siapa Irene itu. Wanita yang mengubah dunia-nya. Wanita yang mengubah perilakunya yang dulu bejat suka gonta ganti pasangan, dan kini hanya bersama Irene terasa lebih dari cukup. Wanita itu mampu memuaskannya dan bahkan membuatnya merasa menjadi orang yang berbeda. Jika dulu ia bejat, sekarang bejatnya berkurang dikit lah.
Jika dulu ia orang yang mesum, maka sekarang bersama Irene ia malah menjadi tambah mesum. Tapi nilai tambahnya adalah mesumnya hanya dengan Irene, kok. Wajar kan mesumin pacar sendiri? Yang ga wajar kalau yang Sehun mesumin pacar orang.
2 Bulan ini yang Sehun ketahui tentang Irene sudah cukup banyak. Wanita itu lebih banyak terbuka dengannya. Mereka pun sudah jarang menyembunyikan rahasia apapun. Namun waktu bermesraan sedikit berkurang mengingat mereka hanya memiliki 2 tempat untuk melepaskan gairah kerinduan.
Yang pertama di ruang kerja Sehun, dan yang kedua di kamar rumah Sehun. Padahal Sehun juga sebenarnya tidak tenang jika mereka melakukan hal itu di rumahnya. Pasalnya makhluk hidup di rumah Sehun bukan cuma dia saja. Mama Yuri juga masih bernapas yang mana ia bisa saja mendengar suara erangan keduanya yang bersahut-sahutan. Namun bagaimana lagi? Sehun tidak bisa membawa Irene pergi jauh dari papa-nya.
Seperti sore itu, setelah pulang bekerja, di tempat parkiran yang sepi setelah Sehun memeriksanya, mereka melakukan kegiatan nikmat itu dengan tidak sabaran. Sehun menyandarkan kepalanya pada kursi kemudi sedang Irene masih mengerjai tubuhnya dengan ganas.
"Rene...astaga!" Sehun mengerang kuat dan memeluk tubuh itu makin kuat saat keduanya tiba pada puncak bersama-sama.
Irene bersandar pada ceruk leher Sehun, menghirup aroma tubuh Sehun dalam-dalam yang memabukkan. Ia terengah-engah dan aroma percintaan hebat mereka masih menguar dalam ruangan mobil yang sempit itu. Sehun memejamkan matanya dan mengatur napasnya. Apa tadi? Surga, kah?
Sehun jujur merasa bangga. Karena bisa menjadikan Irene seorang wanita penurut dalam masalah ini. Pasalnya jika Sehun tidak meminta, mana mau Irene melakukan hal ini sekarang? Namun jujur saja, Sehun memuja wanita itu melebihi apapun.
"Capek, ya?"
Irene menganggukkan kepalanya lemas kemudian turun dari pangkuan Sehun sembari membenahi pakaian dan rambutnya. "Ayo, pulang." Dan setelah menjadi wanita penurut dan liar, kini ia kembali pada habitat aslinya.
Si wajah judes.
***
Ketika mereka baru sampai rumah, Irene memang sudah melihat sebuah mobil sedan putih terparkir di depan rumah Sehun. Dahinya mengerut bingung begitu juga Sehun yang terlihat tidak begitu peduli. Ia menebak mungkin adalah teman mama Yuri. Namun nyatanya pemilik mobil itu bukan miliki teman mama Yuri.
Wajah Irene semakin penasaran ketika melihat sosok perempuan keluar dari rumah itu dengan wajah ramah dan tersenyum lebar. Ia cantik, seksi dalam pemandangan Irene dan juga tinggi. Seolah menjadikan dirinya sebagai primadona dan gadis incaran setiap lelaki di dunia iini.
"Siapa?" tanya Irene pada Sehun yang masih mengeluarkan barang-barangnya dari mobil.
Sehun menoleh dan mencari objek yang Irene bicarakan sekarang. Begitu melihat sosok wanita semampai itu, Sehun melebarkan matanya.
"Soojin?" terka Sehun masih meragukan.
"Soojin?" Irene mengulang perkataan pria itu. "Sia ---"
"Soojin!" Sehun buru-buru memanggil dengan nada girang dan ekspresi wajah bahagia melihat wanita itu.
Gadis itu menoleh mencari sumber suara yang memanggil namanya. Dan benar saja, begitu melihat Sehun berjalan buru-buru ke arahnya, gadis yang dipanggil Soojin itu juga langsung berjalan mendekat pada Sehun dan....
KAMU SEDANG MEMBACA
Adu Rayu [HunRene] HIATUS
RandomIni cerita tentang Oh Sehun si Playboy cap kadal yang kekuatan Don Juan-nya harus diuji saat tidak bisa menaklukan gadis tidak berpengalaman seperti Bae Irene. Mana ada yang percaya jika mulut bualan Sehun itu malah tidak mempan pada Irene? Mana ada...