"Ahhh, yang cepet, Rene. Iya, kayak gitu. Terusshhh, ahhhh!"
Sehun membuka matanya dan langsung bangun dari tempat tidur. Dilihatnya tangannya sudah berada pada si Jono. Matanya pun memejam dengan embusan napas kasar. "Sial, gue mimpi lagi!"
Sehun bangkit. Entah kenapa, dua hari ini si Irene tuh dengan -biadab-nya pakai masuk ke dalam mimpi liar Sehun. Akibatnya kan gini. Sehun jadi suka mimpi basah terus-terus. "Kasian sperma gue. Terbuang percuma." Sehun menggelengkan kepalanya terus masuk ke dalam kamar mandi.
Sehun memang sangat mesum. Itu kesalahan Kai yang sejak SMA kelas satu, Sehun sudah diajak nonton bokep bersama Kai. Alhasil, dari pada sering memfantasikan yang tidak-tidak, mendingan Sehun langsung praktek. Iya, kan?
Lagi pula, dengan tampang wajah yang nyaris sempurna begini, Sehun sudah jelas sangat mudah mendapat gadis yang ia mau. Tinggal tunjuk, gadis itu pasti siap melemparkan tubuhnya ke ranjang Sehun. Nah, pertanyaannya. Nih cewek satu yang tinggal di depan rumah Sehun itu udah dirayu gitu bukannya luluh malah tambah kayak anjing beranak galaknya.
"Gue mesti pake cara lain nih. Kalau ngomong aja ga direspon, mending langsung gue grepe, kan?
Sehun pun memasuki kamar mandi setelah sedikit bermain solo untuk menidurkan si Jono yang ternyata ga mau tidur-tidur. Bandel banget emang anaknya. Kalau udah nyebut 'Irene' aja baru mau tidur. Kan bajingan si Jono. Ga tahu apa kalau Sehun juga pengen?
Setelah selesai mandi, ia memakai pakaiannya hingga suara mama-nya menggema ketika meneriaki namanya sekeras itu. Pagi-pagi lagi. Sehun pun bergegas turun dari kamar dan menuju ke ruang tamu di mana mamanya berteriak. Udah mirip Tarzan aja.
"Kenapa Ma -" Sehun mengerjapkan matanya melihat Irene sedang duduk di sana bersama mama-nya. Gadis itu nampak gugup saat Sehun menatapnya dengan bingung.
Dih? Ngapain nih? Mau lamaran? Masuk aja belum.
"Kok kamu di sini?"
"Irene mobilnya mogok. Mama suruh bareng kamu aja. Ga papa, kan?"
Irene sudah berusaha menolak sebenarnya dari tadi. Ia bilang sudah memesan ojol, go-car, semua sudah ia kerahkan untuk menolak saran mama Sehun ini. Hanya saja mama Sehun juga keras kepala dan menyuruhnya agar satu mobil dengan anaknya.
Ini mah petaka! Bisa-bisa saya ga selamat sampe rumah sakit, Bu!
"Tapi kalau kamu ga mau ga papa, juga. Saya bisa -"
"Bisa, kok." Tuh, kan! Senyuman mesum itu buat Irene takut. "Yuk? Nanti telat lagi." Sehun menyalim tangan Yuri dan kemudian pergi bersama Irene.
Irene juga sedikit tertegun. Sehun di piktor ini bisa tahu sopan santun juga sama orang tua? Kok dia terharu gitu?
IDIH? APAAN TERHARU?! MANUSIA KAYAK SEHUN ITU MENAJISKAN, RENE! INGAT!
"Keberatan kalau saya muter lagu?"
Irene menggeleng saja dan membiarkan Sehun menyalakan musik dan Irene langsung melebarkan matanya mendengar lagu yang terdengar.
CENDOL DAWET CENDOL DAWET DAWET CENDOL CENDOL!!!!
Buset lagunya si Mesoom!
"Kamu suka lagu begini?"
Sehun mengangguk. "Bisa bikin semangat. Ayo nyanyi bareng saya! Cendol dawet!"
Irene memutar matanya jengah. Ia tidak tahu jika Sehun selain mesumnya sudah akut ++++++ ternyata dia sukanya dangdutan.
Sehun kembali bersiul. Kemudian setelah sampai di basement, Sehun memarkirkan mobilnya. Dan ketika hendak turun, Sehun menahan tangan Irene sebentar. "Kamu emang kayak gini ya semua cowok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adu Rayu [HunRene] HIATUS
RandomIni cerita tentang Oh Sehun si Playboy cap kadal yang kekuatan Don Juan-nya harus diuji saat tidak bisa menaklukan gadis tidak berpengalaman seperti Bae Irene. Mana ada yang percaya jika mulut bualan Sehun itu malah tidak mempan pada Irene? Mana ada...