10. Kalau jinak, kamu nurut

2K 283 160
                                    

Mau ngumpulin yang kangen sama Adu Rayu. coba komen dong, heheheh...

***


Sehun duduk dengan menjepit dua tangannya di sela paha-nya. Di depannya duduk sosok pria dengan kumis-kumis tipis yang sedang menatapnya dengan lamat. Beberapa kali Sehun juga memandangnya, namun hanya sepersekian detik, Sehun segera menundukkan kepalanya lagi.

Lalu Irene datang membawa nampan dengan dua gelas teh panas untuk Sehun dan sosok pria yang sudah berumur empat puluhan itu. Setelahnya, Irene duduk di sebelah pria tersebut, memangku kakinya sambil memeluk nampan. Ia menatap Sehun lurus dengan menahan tawa-nya yang hampir pecah.

TAHAN, RENE! TAHAN! LIATIN DULU, BARU LO BULLY HABIS INI!

"Jadi, kamu temen kerja-nya Irene di rumah sakit?" tanya pria itu sambil meraih cangkir teh-nya dan menyeruput minuman itu sedikit demi sedikit.

Sehun mengangguk. Dengan tatapan mata tidak nyaman, ia mencoba menghindari tatapan berujung maut itu.

"Siapa tadi namanya? Oh Sehun?"

"Iya, om." Sehun menganggukkan kepalanya dengan gugup.

"Tadi --- lagi main apa sama Irene sampai masuk-masuk?"

MAMPUSIN GUE AJA UDAH!!! AJAL GUE DEPAN MATA!!!

"Monopoli, om!" Sehun menjawab tanpa berpikir. Jujur saja, ia hanya akan menjawab sesuai jawaban yang otaknya berikan.

"Monopoli? Memangnya bisa main masuk-masuk gitu di monopoli?"

"I-iya, tadi saya hampir masuk penjara, tapi pas om nelepon, ga jadi. Makanya saya selamat, makasih ya, om."

ALASAN LO SAMPAH BANGET GA SIH, SEHUN?!!!

Di sebelah papa Irene, bisa Sehun lihat bahwa gadis itu menahan senyumannya yang menurut Sehun cantik namun juga menyebalkannya. Pasti Irene benar-benar bahagia sekali Sehun berada di ujung jurang seperti ini. Ya, iyalah, siapa suruh kadar mesum-nya overload? Mampus sendiri, kan?

"Om, kayaknya sudah malam. Saya pamit pulang dulu, ya?" Sehun berdiri dengan langkah canggung, dan menggaruk leher belakangnya. Ia langsung keluar tanpa babibu lagi, menghindari jika mungkin akan ada pertanyaan-pertanyaan mengerikan yang papa Irene akan tanyakan.

BISA BOKER DI CELANA GUE DIINTEROGASI MULU!!!

Selepas Sehun pergi, Irene mulai tertawa dan itu membuat papa-nya menatap anak gadisnya dengan wajah heran. "Seneng banget kayaknya kamu."

"Lucu sih."

"Baru kali ini papa denger kamu bilang anak cowok lucu. Sehun--- dia se-spesial itu ya?"

"Papa ngomong apa, sih? Spesial apaan?"

PARASIT IYA!!!

"Kalau ga special, kamu ga mungkin liatin dia dari tadi."

"Hah? Kapan Irene liatin ---"

"Muka kamu merah. Kayak udang rebus. Puber kedua?"

"PAPA!!!"

INI GARA-GARA OH SEHUN!!!!

***

Sehun berjalan di lobi rumah sakit. Seperti biasa, jika seorang Oh Sehun yang berjalan, semua mata suster-suster akan memandanginya seperti bola mata mereka akan keluar. Apalagi, jika satu senyuman sudah diberikan, mampus sudah hati-hati jomlo yang ingin segera di halalin Oh Sehun.

Sehun pun berjalan makin cepat sebelum lift tertutup. Dan begitu berhasil menahannya, ia terkejut melihat Irene berada di dalam sana. Melihat wajah Irene, entah kenapa membuat Sehun mengingat kembali wajah pria berkumis semalam. Ngeri sendiri jadinya.

Adu Rayu [HunRene] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang