22. Sehun itu ... (isi sendiri)

408 87 91
                                    


Sehun itu .... (coba isi di komen)

Selamat membaca yaaaaa

***

"DIMANAAAAAA DIMANAAAAA DIMANAAAAA.... KU HARUSSS MENCARII KE MANAAAA. KEKASIH TERCINTAAA TAK TAHU DI MANA LAMA TAK DATANG KE RUMAH..."

Sehun menutup kupingnya mendengar suara Baekhyun yang melengking saat bernyanyi lagu di dalam ruang kamarnya. Sudah berapa hari ya? Mungkin sudah sekitar lima hari dua belas jam tiga puluh menit lima belas detik Irene menghilang dari hidupnya.

Sehun sudah mencoba meneleponnya dari lima belas nomor yang berbeda dan semua di reject. Sehun hampir frustrasi karena itu. Bukan hanya berusaha menghubungi, tapi Sehun juga datang ke rumah Papa Irene. Namun Papa Irene memilih bungkam.

"Menurut Om, kamu ga usah ketemu Irene dulu. Biarin dia tenang, ya? Nanti kalau keadaan udah lebih tenang, baru kamu coba lagi."

Begitu kata si papa yang akhirnya membuat langkah Sehun makin lemas seperti ubur-ubur saat pulang ke rumahnya. Sehun pernah kecewa, pernah dibuat patah hati, pernah dibuat terjatuh hingga tak bisa bangkit lagi, Sehun pernah tenggelam dalam lautan luka dalam, dan Sehun pernah tersesat dan tak tahu arah jalan pulang.

Sehun tanpa Irene hanyalah butiran debu.

"DIAAA YANG PERTAMA.... MEMBUATKU CINTA... DIA JUGA YANG PERTAMA MEMBUATKU KECEWAAAAAA..."

Ini kutil babi bisa berhenti nyanyi ga sih? Gendang telinga gue udah kena kanker semua di dalem anjing.

Sehun juga sudah menghubungi Guanlin sang adik ipar, namun Guanlin hanya merespons gelengan yang artinya ia tahu Irene di mana tapi ga mau kasih tahu Sehun.

"Sori, bang. Gue tahu Irene di mana."

"Ya udah kasih tahu."

"Sori, bang. Hari ini kita kemusuhan dulu. Ntar duit jajan gue ga cair-cair." Guanlin menggelengkan kepalanya teguh.

"Ntar gue tambahin."

"Lima juta per menit?"

"EH KUTIL ANOA! LO LAGI MINTA UANG JAJAN ATAU NGERAMPOK, SIH?! GUE TOYOR JUGA LO LAMA-LAMA!"

Begitulah percakapan terakhirnya bersama Guanlin, setelah itu ia tidak menghubungi siapapun lagi untuk berusaha menemukan Irene. Ia ingin mengikuti saran papa Irene untuk membiarkan wanita itu tenang dan mungkin akan kembali pada pelukan kakang Sehun.

"Separah apa skinship lo sama Ji Ah pas di apartemen?" tanya Baekhyun yang akhirnya menyudahi aksi bernyanyinya setelah mendapat gedoran dari mama Yuri akibat suara kerasnya yang membuat masker mama Yuri retak.

Sehun berdehem dan menatap ke langit-langit. Berusaha mengingat. Ah, menurut Sehun kayaknya ga separah itu? Masih tahap normal dan wajar ga sih?

"Ya... ciuman doang."

"Make lidah?"

APA BANGET ANJING PERTANYAANNYA

"Dikit."

"Lah, itu mah lo ga kebawa suasana, lo napsuan emang anjing." Baekhyun menoyor kepala Sehun dengan bantal di tangannya.

"Habis ciuman ngapain?"

"Penting banget ya lo tahu gue ngapain aja?"

Baekhyun mengangguk. "Penting. Biar gue bisa menilai apakah perbuatan lo ini bisa diampuni atau harus dieksekusi?"

Sehun berdecak sebal kemudian menggigit bibir bawahnya. "Habis gue ciuman sama Ji Ah, dia lepas ikat pinggang gue. Terus ya tangan gue hampir... hampir ya anjing!" Sehun langsung ngegas ketika melihat Baekhyun hampir meloloskan makiannya. "Hampir grepe-grepe tapi ga jadi! Tangan gue langsung ingat Irene."

Adu Rayu [HunRene] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang