8. Udah sayang-sayang'an

2.2K 292 123
                                    

Seberapa rindu kalian sama adu rayu, coba absen dulu yuk hehehe...

###

Kegagalan itu ibaratnya sudah seperti best friend-nya Sehun setelah pria itu memilih mendekati Irene selama beberapa minggu ini. Patut Sehun akui, ini pertama kalinya ia mengejar seorang wanita seniat ini. Padahal Sehun sendiri sudah sering dihina, dinistai, bahkan harga dirinya itu diinjak-injak bagai kain kumal. Harusnya, secara logika itu, Sehun akan berhenti mengejar Irene di awal penolakan gadis itu padanya pertama kali.

Namun, seolah makin bergairah, Sehun malah semakin semangat menguber Irene. Segala jenis rayuan maut, dari yang halus sampai yang tidak berakhlak sudah ia lontarkan pada Irene. Bukannya luluh, Sehun malah dicaci habis-habisan. Bahkan parahnya ditonjok, gaes. Sebenarnya Sehun itu kurang apa sih di mata Irene?

Tajir? Ganteng? Berkarisma? Panas?

Menurut Sehun itu, dia adalah standar paket lengkap seorang pria di zaman sekarang. Memangnya apa lagi yang dibutuhkan wanita jika bukan uang, tampan, dan memuaskan di ranjang? Sehun sudah mencukupi semua paket itu kalau mau dikata.

"Dokter, tunggu." Sehun mencekal tangan Irene yang hendak pulang setelah menyelesaikan tugasnya.

Begitu menatap Sehun di sana, Irene langsung menghempas tangan Sehun dengan kasar dan melotot pada pria itu dengan tatapan tajam.

LAMA-LAMA MODELAN KAYAK LO UDAH KAYAK SUSANA SUKA MELOTOTIN ORANG, ANJIR!!!

"Kamu itu ga ada kerjaan lain, ya? Kok sukaknya mengusik kehidupan orang lain?" ucap Irene yang secara terang-terangan menyindir Sehun. Untung-untung kalau yang disindir peka, ya kalau modelan orang ga berakhlak modelan Sehun gimana?

"Saya Cuma suka mengusik kehidupan kamu aja, kok."

"Kamu ga tahu yang namanya hak privasi seseorang?"

Sehun menggeleng. "Ga, tuh."

LAMA-LAMA BANGSAT JUGA NI PENJAHAT KELAMIN!!!

"Lepas! Saya mau pulang! Kamu ngapain, sih?" Irene berajalan melewati Sehun begitu juga Sehun yang mengikuti langkah Irene dari belakang dan mencoba mensejajarkan langkahnya di samping gadis itu.

"Gimana tawaran saya? Mau ga nonton sama saya?"

Irene mendesah kecil lalu menatap Sehun. "Sudah berapa kali saya bilang? Saya ga mau nonton sama kamu!!!" ucapnya membentak.

Jono, lo dibentakin masih napas, kan?!

Sehun berdehem kecil. "Ya udah, deh. Makan malam gimana?"

"Ga!"

"Mau aja gimana?"

"Maksa!"

"Iya ini lagi dipaksa biar mau." Sehun tersenyum menjawab ucapan Irene dengan jahilannya membuat gadis cantik itu menggeram makin sebal.

"Saya ga ngerti lagi apa isi otak kamu!"

"Kamu." Sehun menarik sudut garis bibirnya membentuk senyuman dan sontak membuat Irene tertegun setelah mendapat serangan tiba-tiba itu.

JANGAN BAPER, IRENE! DIA ITU OTAK SELANGKANGAN!

"Ayo dong, jangan nolak tawaran saya. Saya udah sering kali bantuin kamu benerin lampu. Itung-itung sebagai tanda terima kasih kamu gitu?" Sehun memelas, dan entah kenapa di saat seperti ini, muka bajingan Sehun itu berubah drastis menjadi modelan anak ayam warna warni yang gemesin banget.

PENGEN GUE BAWA PULANG TERUS GUE KASIH MAKAN BERAS DONG :(

Irene tidak bisa mengelak lagi jika Sehun sudah memberikan ultimatum seperti itu. Jika dipikir memang Sehun sudah banyak membantunya. Dan mungkin menerima salah satu tawarannya akan mengurangi utang hidup Irene pada Sehun, kan?

Adu Rayu [HunRene] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang