Sehun memakai bajunya lagi sambil melirik Joy yang masih tidur lelap di atas ranjang motel dekat rumah sakit. Kebiasaannya memang suka kabur sebelum ceweknya bangun. Soalnya pernah Sehun terlambat bangun sekali, eh akhirnya nih cewek minta tanggung jawab.
Tanggung jawab disuruh ulangin lagi. Ya Sehun terima, lah. Kan dia pria paling bertanggung jawab di Negeri ini.
Setelah selesai memakai bajunya, ia langsung pergi dari kamar itu meninggalkan Joy yang tidak menyadari kepergiannya. Sehun memang selalu bangun jam empat pagi dan segera pulang untuk tidur lagi di kamarnya. Sebenarnya nih sebenarnya, kemarin itu Sehun sempat lupa kalau sudah janji sama Joy mau pulang bareng. Eh sama Joy malah disamperin terus nagih janji. Ya udah, Sehun tepatin kan akhirnya.
Kalau mau dihitung, semua cewek yang pernah Sehun ajak ONS mungkin udah lebih dari pada jari tangan. Tapi anehnya, setiap minggu ada aja cewek yang rela dilempar ke ranjang sama Sehun. Dia sih sebagai pemuas wanita tidak akan menolak selama itu masih membantu mensejahterakan makhluk Tuhan.
Dan entah kenapa, tiba-tiba mengingat semua cewek yang sudah pernah ia ajak tidur, Sehun jadi teringah si dokter yang kepalanya diisi oleh hal-hal keji. Dih, kayak ga ngaca kalau sendirinya otaknya lebih bejat.
"Curiga, gue," gumam Sehun. "Curiga kalau dia malu bodi-nya ga bagus," ucap Sehun terkekeh. "Apa gue bantu aja? Bantu gedein gitu. Soalnya kalau gue liat-liat, emang tepos sih. Depan belakang lagi," ucap Sehun yang diyakini bisa membuat kalian geleng-geleng kepala.
"Aneh, ya. Tepos tapi bikin si jono ke bangun. Padahal kan biasa ga kayak gitu ya, No?"
Ini Sehun lagi ngomong sama siapa sih? Kenapa noleh-noleh ke bawah?
Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, ia keluar dari mobil dan langsung melihat rumah Irene yang masih gelap. "Dia ngapain, ya?" Kenapa jadi penasaran, sih? "Palingan kemarin sok doang nolak gue. Aslinya juga mau gue grepe-grepe. Iya ga, No?"
Anjir, mikir ginian malah bikin nyiksa aja.
Tidak tahulah, Sehun hanya ingin lanjut tidur. Siapa tahu Irene mampi ke mimpi liarnya subuh ini?
###
Sehun mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja sambil menatap Irene yang sedang berdiri di meja administrasi untuk melihat jadwal ooperasinya. Ia mencibir. Sok nolak gue, sendirinya ke rumah sakit pake baju ketat gitu. Sengaja gue terkam apa gimana, sih?
"Dokter?" panggilan suster di depannya membuat Sehun terbangun dari lamunannya. "Ini data pasien yang dokter minta," kata suster itu sambil tersenyum dan dengan sengaja menyentuhkan tangannya pada Sehun saat menyerahkan kertas tersebut.
"Oh, makasih." Sehun tersenyum membalas. Ia menatap suster itu sebentar. "Kita udah pernah belum?"
"Eh? Udah pernah apa, Dok?"
"Emm, enggak jadi." Sehun menyengir lalu saat melihat Irene pergi ia juga ikut pergi dan menghampiri Irene untuk berjalan di sebelahnya.
Irene menoleh sebentar. Matanya memutar malas dan berjalan lebih cepat untuk menjauhi Sehun, namun lagi-lagi lelaki itu tetap mendekatinya dengan berjalan cepat juga untuk mensejajarkannya dengan Irene. Irene pun mendengus dan malah memilih menaiki tangga darurat dari pada memakai lift. Semua itu biar Sehun tidak mengikutinya. Eh, bukannya menjauh Sehun malah ikut-ikutan.
Irene pun mengepalkan tangannya dan langsung berhenti serta menatap Sehun dengan wajah marah. "Mau kamu apa, sih?"
"Serius mau tahu?"
"Enggak!" bentak Irene lalu lanjut berjalan lagi sampai ia tiba pada lantai enam. Dan di sana Sehun masih mengikutinya tanpa bosan. "Kamu ga punya kerjaan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adu Rayu [HunRene] HIATUS
RandomIni cerita tentang Oh Sehun si Playboy cap kadal yang kekuatan Don Juan-nya harus diuji saat tidak bisa menaklukan gadis tidak berpengalaman seperti Bae Irene. Mana ada yang percaya jika mulut bualan Sehun itu malah tidak mempan pada Irene? Mana ada...