29. Janda baru

585 94 51
                                    


Sudah diphpin tapi masih nungguin :( wkwkwk maafin vange yaa...

Coba kasih satu emot dulu dong yang mewakili perasaan :)

***

Irene memandang apartemen barunya dengan tersenyum. Sejenak, ia beristirahat setelah mengatur tumpukan bajunya ke dalam lemari pakaian. Setelah pernikahannya dan Sehun satu bulan yang lalu, mereka sudah resmi menempati apartemen baru mereka. Padahal Sehun sebenarnya memiliki sebuah rumah sendiri, namun Irene mengidam membeli apartemen mewah jadi apapun yang Irene mau adalah perintah buat Sehun.

Irene masih bekerja di RS Naevis, ia akan mengambil cuti jika usia kehamilannya sudah semakin tinggi. Sehun juga kembali bekerja di rumah sakit Kwangya, Dokter Yunho ternyata masih sangat membutuhkan pria tidak beretika itu untuk tetap bekerja di sana.

Memiliki tempat kerja yang berbeda membuat Sehun sedikit ribet ternyata. Ia terkadang harus mengantar Irene dulu yang berbeda jalur dengannya. Irene sebenarnya sudah berkata ingin memakai mobil sendiri, namun Sehun akhir-akhir ini sangat tegas menjaganya sehingga Irene tidak diizinkan pergi jika tidak bersama Sehun. Bahkan untuk naik uber atau gocar pun tidak.

"Irene!" 

Irene menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara Sehun yang sudah pulang dari shift malamnya. Irene pun bergegas keluar dari kamar dan menyambut Sehun yang saat ini kelihatan panik.

"Kamu kenapa?" tanya Irene bingung.

"Aku panik. Manggil kamu ga nyaut, kirain lagi pergi. Dari mana, sayang?" tanya Sehun mendekap tubuh mungil Irene.

"Habis atur pakaian di kamar." Irene membalas pelukan Sehun. "Akhir-akhir ini aku suka banget deh nyium keringat kamu." Irene semakin menghirup aroma tubuh Sehun dengan semangat.

Sehun terkekeh lalu mengecup puncak kepala Irene. "Hari ini libur, ya?" tanya Sehun lalu melepaskan pelukannya dari Irene. Namun memang akhir-akhir ini Irene yang suka sekali mencium aroma tubuh suaminya tidak mau memisahkan diri dan lengket seperti linta.

"Aku mau minum, sayang."

"Ya udah minum aja sambil meluk aku." Irene tetap memeluk tubuh Sehun dan mengikuti langkah suaminya ke dapur untuk mengambil minum.

Sehun menghela napas dan meneguk minumannya masih dengan Irene yang memeluknya erat. "Aku juga mau mandi. Masih mau ikut?"

Irene langsung melepaskan diri dan menatap Sehun dengan tatapan sinis. "Habis mandi aku peluk lagi pokoknya!" ucapnya mengancam lalu melepaskan diri dari Sehun dan membiarkan Sehun masuk ke kamar untuk membersihkan dirinya.

Setelah Sehun masuk ke kamar, Irene duduk di ruang tamu lalu meraih jaket Sehun yang tergeletak di atas sofa. Awalnya ia hanya ingin mencium aroma yang tersisa dari jaket itu namun ia tidak sengaja menjatuhkan sebuah pelembab bibir dari saku jaket Sehun.

Irene mengerutkan dahinya dan memungut benda itu. Perasaannya saja atau memang Irene merasa tidak pernah memiliki benda tersebut. Dan mengekutkannya bahwa Sehun memilikinya. Sebuah benda yang notabene seharusnya dimiliki perempuan.

Irene pun memasuki kamar dan saat Sehun masih mandi, ia mengambil ponsel Sehun yang diletakkan di nakas. Ada sebuah pesan di sana yang membuat Irene harus merasa was-was mungkin?

Dokter Ha Na

Dokter, maaf mau tanya.. pelembab bibir saya dokter bawa, ya?

Irene tahu seluruh dokter yang ada di rumah sakit Kwangya, namun dokter Ha Na? Ia baru mendengar nama itu.

***

Irene menuangkan air ke gelas Sehun, sedang pria itu menunggu sambil memainkan ponselnya. Entah sedang bertukar pesan dengan siapa sampai terkadang ia tertawa sendiri dengan senyuman lebar. Ini mengganggu Irene sejujurnya.

Adu Rayu [HunRene] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang