Kalau kemarin Irene yang dibikin cemburu sama dokter Ha Na, mari kita buat pembalasan dendam wkwkwkwk...
btw terima kasih sudah setia menunggu Adu rayu update meskipun lama sekaliii ga update wkwkwk...
Terima kasih untuk keantusiasan kalian dan kesabaran kalian dalam menunggu :")
Minggu2 kemarin aku disibukkan dengan kerjaan yang bener-bener numpuk banget, mungkin juga aku ga akan seaktif biasanya untuk update, lama menghilang tiba-tiba ...
Btw mau sampe chapter berapa nih dokter Sehunnya ?
***
Irene menjadi orang yang pertama keluar dari kamar mandi meninggalkan Sehun yang masih berada di dalam sana. Mereka memutuskan untuk menghemat waktu dengan mandi bersama setelah Sehun dengan segala rayunya yang luar binasa itu berhasil membuat Irene mengiyakan permintaannya.
Bukan Sehun jika ia hanya lurus-lurus saja. Pasti ada kala ia bengkok kanan, kiri, putar belakang depan, zigzag dan sebagainya untuk melancarkan niat buruknya pada ibu hamil yang tidak berdosa ini.
Irene memutuskan untuk keluar cepat-cepat sebelum Sehun berubah lebih gila lagi di dalam sana. Irene masih bekerja diusia kehamilannya yang sekarang sudah mencapai enam bulan. Perut buncitnya tentu sudah terlihat menggemaskan.
Sehun sebenarnya sudah melarang Irene bekerja, atau mungkin Irene bisa tetap bekerja namun tidak boleh terlalu lelah karena Sehun tidak ingin Irene mengalami sesuatu yang tidak ia inginkan. Apalagi mereka saat ini berbeda tempat kerja dan membuat Sehun kesulitan untuk mengontrol apapun yang Irene lakukan.
Beberapa menit kemudian Sehun keluar dengan lilitan handuk di pinggangnya. Rambutnya masih basah yang ia keringkan dengan handuk. Irene sudah selesai memakai bajunya dan saat ini sedang menyisir.
Pakaian Sehun juga sudah disiapkan di atas tempat tidur.
Buset... cepet banget perasaan. Kayaknya Irene baru keluar lima menit yang lalu, tapi kenapa udah rapi aja ? Sialan... gue terlambat!
"Kok kamu udah rapi aja?" Sehun mendekatinya yang sedang duduk di depan meja rias memakai alat make up-nya.
Sehun mencium puncak kepala Irene yang wangi. "Pakein baju dong, sayang." Sehun memohon membuat Irene memicingkan matanya yang bisa Sehun lihat dari pantulan kaca.
Irene mendengus. "Satu jam lagi kamu harus berangkat kerja tahu. Nanti telat!" Irene berdiri dan menggeser tubuh Sehun menjauh darinya.
"Aku ke rs tuh cuma lima menit doang sampe, Rene."
"Iya deh yang nyawanya kayang kucing." Irene berujar sarkas membuat Sehun tertawa gemas.
Irene terlihat menolak permintaan Sehun, tetapi ia tetap saja berdiri dan mengambil kemeja Sehun untuk dipakaikan pada suaminya.
"Celananya make sendiri, ya." Irene memperingati.
Sehun mendengus. "Satu paket, dong. Baju iya, celana juga. Masa setengah-setengah? Bayaran saya full lho mbak." Sehun tidak terima dan Irene langsung mencubit perutnya gemas.
Sehun meringis sakit namun segera menangkap tangannya dan mengecupnya dua kali. "Tangan mbak jangan asal nyubit gini dong," Sehun masih menahan tangan Irene dan tiba-tiba ditarik lebih ke bawah. "Cubitnya ke bawahan ---"
"Kamu mau aku tonjok pagi-pagi?"
Irene melepaskan tangannya dari genggaman Sehun yang kini memasang wajah pucat. Sehun menggeleng pelan. "Aku bisa pake baju sendiri. Makasih ya, sayang." Sehun mengusap kepala Irene lembut dengan senyuman manis. Padahal di dalam hatinya, Sehun merasa tekanan batinnya sudah naik ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adu Rayu [HunRene] HIATUS
RandomIni cerita tentang Oh Sehun si Playboy cap kadal yang kekuatan Don Juan-nya harus diuji saat tidak bisa menaklukan gadis tidak berpengalaman seperti Bae Irene. Mana ada yang percaya jika mulut bualan Sehun itu malah tidak mempan pada Irene? Mana ada...